InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Harga mnyak sawit mentah di Bursa Berjangka Malaysia melemah pada Kamis (3/8/2023), tercatat menurun untuk sesi ketujuh dalam delapan sesi akibat mengikuti kerugian pada minyak nabati lainnya, kendati didukung adanya pelemahan mata uang ringgit terhadap dollar.
Dilansir Reuters, patokan arga kontrak minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman Oktober 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 22, atau terdapat penurunan sekitar 0,56%, menjadi RM 3.893 (US$ 855,23) per metrik ton pada awal perdagangan.
Merujuk laporan Solvent Extractors’ Association of India (SEA), impor minyak sawit India pada Juli 2023 menjadi 1,09 juta ton atau terdapat kenaikan impor sebanyak 683.133 ton, bila dibandingkan pada Juni 2023 lalu.
BACA JUGA: Realisasi Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit Hingga Saat ini Capai Rp 365 Milyar
Dikatakan CEO Sunvin Group, perusahaan pialang dan konsultan minyak nabati yang berbasis di Mumbai, Sandeep Bajoria, akibat harga yang lebih ekonomis antara minyak sawit dibandingkan minyak kedelai telah mendorong para pelaku refineri meningkatkan pembelian guna menyambut acara festival yang akan datang.* Impor minyak nabati India pada bulan Juli naik ke rekor 1,76 juta metrik ton karena kilang membangun stok untuk festival yang akan datang karena ketidakpastian pasokan dari Laut Hitam, kata lima dealer kepada Reuters.
Pada Rabu (2/8/2023), Rusia menyerang pelabuhan pedalaman utama Ukraina di seberang Sungai Danube dari Rumania, membuat harga pangan global terkerek lebih tinggi karena meningkatkan penggunaan kekuatannya untuk mencegah Ukraina mengekspor biji-bijian.
BACA JUGA: Impor Minyak Sawit India Juli 2023 Naik 683 Ribu Ton
Masih dilansir Reuters, harga kontrak minyak nabati di Bursa Dalian berkode DBYcv1 turun 0,3%, sementara kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 turun 0,6%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,4%. (T2)