InfoSAWIT, SINGAPURA – Harga kontrak minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Berjangka Malaysia merosot pada Senin (28/8/2023), menyusul adanya penurunan ekspor di Agustus, sementara peningkatan harga minyak nabati lainnya mampu membatasi nilai penurunan.
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman bulan November 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 6 atau terdapat penurunan sekitar 0,15%, menjadi RM 3,956 (US$ 850,75) per metrik ton di awal perdagangan.
Merujuk laporan AmSpec Agri Malaysia dan surveyor kargo Intertek Testing Services, ekspor produk minyak sawit Malaysia selama periode 1-25 Agustus nampak turun antara 4,3% dan 7,8% dari periode 1-25 Juli.
BACA JUGA: Regulasi Bursa CPO Masuk Tahap Telaah Hukum di Kemenhumkan, Ketentuan Ekspor Diubah
Sementara Merujuk laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), total ekspor bulan Juni 2023 mencapai 3,45 juta ton atau meningkat 54,7% dibandingkan ekspor pada bulan Mei 2023 sebesar 2,23 juta ton. Kenaikan terbesar terjadi pada ekspor olahan CPO yang mencapai 2,48 juta ton, atau naik sebesar 52,4% dari ekspor bulan Mei 2023 yakni sebesar 1,63 juta ton.
Masih dilansir Reuters, harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian, berkode DBYcv1 naik 1,4%, sementara kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 juga naik 1,4%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,5%.
BACA JUGA: NGO Kaleka Sebut Sawit Berkontribusi Hingga 91,15 Persen Bagi Ekonomi Rumah Tangga
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, lantaran mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global. (T2)