InfoSAWIT, JAKARTA – Meskipun Pulau Jawa bukan merupakan pusat utama perkebunan sawit di Indonesia, beberapa wilayah seperti Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur memiliki area perkebunan sawit yang signifikan. Namun, mengingat Pulau Jawa berperan sebagai lumbung pangan nasional, muncul pertanyaan tentang manfaat menanam sawit di sana dibandingkan dengan mengusahakan komoditas pangan lainnya.
Deputi 1 Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional, Gusti Ketut Astawa menegaskan, bahwa Pulau Jawa adalah sentra pangan nasional, menghasilkan sekitar 60% dari total produksi pangan nasional.
“Pulau Jawa merupakan sentra pangan nasional. Badan Pangan Nasional berusaha mengendalikan harga dari hulu hingga hilir dengan memastikan kesediaan pasokan pangan. Sawit bukan menjadi komoditas utama yang ingin didorong karena supply sawit di Indonesia sudah mencukupi bahkan dapat diekspor,” jelas Astawa dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Minggu (19/5/2024).
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumut Periode 15-21 Mei 2024 Naik Tipis, Cenderung Stagnan..
Pernyataan ini disampaikan saat beliau menjadi narasumber dalam diskusi dan peluncuran buku “Gula-gula Sawit di Pulau Jawa (Harapan Manis Berbuah Tangis?)” yang diinisiasi oleh Sawit Watch pada Kamis, 16 Mei 2024. Acara tersebut juga disiarkan secara virtual melalui Zoom dan YouTube.
Direktur Eksekutif Sawit Watch, Achmad Surambo menambahkan, bahwa meski konversi lahan menjadi lahan sawit di Pulau Jawa merupakan fenomena baru, hal ini seharusnya tidak menjadi tren. “Maraknya konversi lahan menjadi lahan sawit di Pulau Jawa merupakan hal baru. Sawit seharusnya tidak menjadi komoditas unggulan di Pulau Jawa. Sebaiknya, dikembangkan pangan dan kawasan hutan diberikan izin perhutanan sosial, serta memberlakukan agroforestry. Berlakukan juga TORA untuk eks HGU yang sudah tak terpakai,” ujarnya.
Sementara Arief Rahman dari Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB University, menyoroti bahwa perkebunan sawit di Jawa memang masih sangat kecil, hanya 0,21% dari luas total perkebunan sawit nasional.
BACA JUGA: Disbun Kaltim Lakukan Sosialisasi ISPO untuk Kebun Sawit Rakyat
“Sawit jauh dari tema bahkan jika ada sektor pertanian yang masuk adalah sektor pertanian pangan. Jawa tidak diarahkan untuk mengembangkan sawit sehingga petani sawit tidak mendapat dukungan dari pemerintah. Baik secara kebijakan maupun potensi, sawit bukan komoditas unggulan di Pulau Jawa,” tutur Arief.
Dengan luas lahan dan daya dukung lingkungan yang mendekati ambang batas, serta kondisi krisis pangan global, mengalihkan lahan di Pulau Jawa untuk sawit menimbulkan banyak pertanyaan. Pengembangan sawit di Pulau Jawa perlu ditinjau lebih lanjut untuk memastikan bahwa hal ini benar-benar memberikan keuntungan dibandingkan dengan pengembangan komoditas pangan yang lebih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan Pulau Jawa. (T2)