InfoSAWIT, JAKARTA – Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHBun), Prayudi Syamsuri, mengungkapkan bahwa implementasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO) baru mencapai 35,6 persen.
Menurut dia, per April 2024 telah sebanyak 1.077 pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang berhasil memperoleh sertifikat ISPO. Data tersebut mencakup 80 perusahaan perkebunan besar negara (PBN) dengan luas mencapai 390.834,71 hektar, 909 perusahaan perkebunan besar swasta (PBS) yang mengelola sekitar 5.392.992,41 hektar, dan 88 pekebun perkebunan rakyat (PR) dengan total luas mencapai 59.717,88 hektar.
“Luas lahan perkebunan kelapa sawit yang telah tersertifikasi ISPO mencapai 5.843.544,89 hektar, yang setara dengan implementasi ISPO sebesar 35,67% dari total tutupan sawit sesuai KepMentan 833 Tahun 2019,” ungkap Prayudi dalam sebuah acara workshop bertema “Best Practices Perkebunan Berkelanjutan Berbasis Pendekatan Yurisdiksi” yang diselenggarakan oleh SPKS dan Kaleka, pada Kamis (20/6/2024) di Jakarta, dihadiri InfoSAWIT.
BACA JUGA:
Tercatat, ISPO adalah Sistem Usaha Perkebunan Kelapa Sawit yang tidak hanya layak secara ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek sosial, budaya, dan lingkungan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penilaian kesesuaian prinsip dan kriteria ISPO dilakukan melalui sertifikasi oleh lembaga sertifikasi ISPO yang independen.
Upaya peningkatan jumlah perusahaan dan luas lahan yang tercakup dalam ISPO menunjukkan komitmen industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia untuk bergerak menuju praktik berkelanjutan yang lebih baik. Hal ini merupakan langkah positif dalam mendukung keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat lokal yang terlibat dalam industri ini walau dianggap masih lambat. (T2)