InfoSAWIT, TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara, DR (HC) H Zainal A Paliwang, M.Hum menyampaikan harapannya agar rencana pembangunan industri minyak goreng kelapa sawit dapat mendongkrak perekonomian di provinsi ke-34 ini. Harapan tersebut disampaikan saat menghadiri paparan awal penyusunan studi kelayakan (Feasibility Study) pembangunan industri minyak goreng kelapa sawit di Kaltara.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Zainal menjelaskan bahwa tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan utama di Kaltara. Berdasarkan data tahun 2023, luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 39.466,50 hektar, meningkat 1,36 persen dari tahun sebelumnya. Produksi kelapa sawit mencapai 75.738 ton, dengan 91,51 persen di antaranya berupa sawit mentah.
“Wilayah dengan areal kelapa sawit terbesar di Kaltara adalah Kabupaten Nunukan dengan luas 33.111,30 hektar dan total produksi mencapai 66.785,40 ton, atau sekitar 88,18 persen dari total produksi,” kata Gubernur Zainal dilansir InfoSAWIT dari laman resmi Pemprov Kaltara, ditulis Kamis (1/8/2024).
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumut Periode 31 Juli- 6 Agustus 2024 Naik Rp 43,45/Kg Cek Harganya..
Sektor pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian dalam Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) Kaltara memberikan kontribusi signifikan, terutama dari komoditi kelapa sawit. Gubernur menambahkan bahwa komoditi tanaman perkebunan mampu menyerap 8.333 tenaga kerja.
Gubernur Zainal mengungkapkan, kontribusi ini dapat ditingkatkan dengan membangun pabrik pengolahan kelapa sawit di Kaltara. Dengan adanya pabrik pengolahan, harga jual kelapa sawit dapat meningkat dan membuka peluang pendirian pabrik turunan lainnya.
“Pemprov Kaltara menargetkan komoditi kelapa sawit dapat memberikan kontribusi peningkatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 56.351.938.000 pada tahun 2024,” ujarnya.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Cenderung Stagnan Pada Rabu (31/7), Demikian di Bursa Malaysia
Lebih lanjut, Gubernur menjelaskan bahwa peningkatan produksi kelapa sawit di Kaltara mendorong perlunya penambahan pabrik pengolahan. Saat ini, Kaltara hanya memiliki 20 pabrik pengolahan kelapa sawit, yang belum cukup untuk menampung seluruh produksi.
“Dengan adanya paparan FS ini, kita berharap memperoleh gambaran yang objektif dan komprehensif dari aspek teknis, kebijakan, keuangan, investasi, pemasaran, ekonomi, sosial, dan budaya. Gambaran ini akan menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan industri minyak kelapa sawit,” terang Gubernur Zainal. (T2)