InfoSAWIT, JAKARTA – Tercatat Vietnam adalah pasar yang sangat menarik bagi sektor jasa makanan. Dengan populasi lebih dari 93 juta orang yang terus bertambah dan daya beli yang meningkat, pasar jasa makanan Vietnam menunjukkan potensi besar. Pasar ini terbagi menjadi beberapa segmen utama: restoran dengan layanan lengkap, kafe dan bar, kios pinggir jalan, makanan cepat saji, serta restoran yang menyediakan layanan antar ke rumah pelanggan. Pada tahun 2020, pasar jasa makanan di Vietnam mencapai nilai US$ 24,62 miliar, setara dengan 0,7% dari pangsa pasar jasa makanan global.
Namun pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan pada sektor ini, menyebabkan penurunan sebesar 2,8% pada tahun 2020 dari US$ 25,3 miliar pada tahun 2019. Namun, dengan dimulainya kembali kegiatan ekonomi pada tahun 2021, sektor ini diperkirakan akan pulih dengan kuat dan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan.
Merujuk catatan Rina Mariati Gustam dan Muhammad Kharibi dari Malaysian Palm Oil Council (MPOC), salah satu segmen yang menunjukkan pertumbuhan pesat adalah makanan cepat saji, yang telah menyebabkan perluasan jaringan rantai makanan cepat saji dan peningkatan waralaba serta sub-waralaba dari merek-merek populer. KFC, misalnya, merupakan salah satu merek dengan jaringan restoran cepat saji terbesar di Vietnam.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Turun 0,65 Persen Pada Senin (2/9), Harga CPO di Bursa Malaysia Pun Serupa
“Pertumbuhan ekonomi yang konsisten di Vietnam menjadi pendorong utama untuk menarik pendirian rantai makanan cepat saji multinasional. Pengaruh budaya Barat juga turut memunculkan budaya makanan cepat saji di negara ini. Restoran cepat saji multinasional telah mengalami ekspansi besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut,” demikian catat Rina Mariati Gustam dan Muhammad Kharibi dalam laporannya.
Peningkatan konsumsi di luar rumah dan pertumbuhan restoran cepat saji terutama disebabkan oleh permintaan dari populasi kelas pekerja yang membutuhkan makanan siap saji yang terjangkau. Selain itu, generasi milenial yang mencari pilihan tempat makan ramah anggaran untuk bersosialisasi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor ini. Industri pariwisata yang berkembang pesat juga menjadi pendorong utama pertumbuhan industri jasa makanan di Vietnam.
Jaringan restoran cepat saji asing menghadapi persaingan ketat dengan pemain lokal, terutama karena banyak konsumen yang lebih menyukai cita rasa lokal dan harga yang lebih murah. Meskipun demikian, beberapa merek asing seperti Jollibee, Lotteria, dan KFC berhasil menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan pendatang baru seperti McDonald’s, Burger King, atau Subway.
BACA JUGA: PT BIA, BBKSDA Papua, dan Pemda Merauke Gelar Konsultasi Publik untuk Program Konservasi Lingkungan
Dengan fundamental ekonomi yang kuat dan peningkatan daya beli masyarakat, sektor jasa makanan di Vietnam memiliki prospek cerah. Pertumbuhan ekonomi, perubahan pola konsumsi, dan perkembangan teknologi layanan makanan diperkirakan akan terus mendorong ekspansi sektor ini. Meskipun ada tantangan, terutama dalam menghadapi persaingan dan preferensi konsumen lokal, potensi pasar yang besar membuat Vietnam tetap menjadi tujuan menarik bagi investasi di sektor jasa makanan. (T2)