InfoSAWIT, JAKARTA – PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) tetap konsisten dalam komitmennya melakukan kegiatan penanaman ulang (replanting) sawit sepanjang tahun ini, meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan. Menurut Head of Investor Relations SGRO, Stefanus Darmagiri, perusahaan telah aktif melakukan inisiatif replanting sejak beberapa tahun sebelumnya.
Pada semester I 2024, SGRO berhasil melakukan replanting seluas 4.772 hektare (ha) untuk kebun inti dan plasma. Upaya ini didukung dengan penggunaan varietas benih unggul kelapa sawit. SGRO berharap bahwa penggunaan varietas ini akan meningkatkan produktivitas kebun plasma di masa mendatang.
“Kami menargetkan replanting minimum 10.000 ha pada kebun inti dan plasma di tahun 2024,” ujar Stefanus dikutip InfoSAWIT dari Kontan, Senin (30/9/2024).
BACA JUGA: PTPN IV PalmCo Raih ASEAN Energy Awards 2024 untuk Pemanfaatan Energi Terbarukan
Dari sisi keuangan, SGRO telah menyerap anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 235 miliar. Sebesar 55% dari capex tersebut digunakan untuk aset tetap, sedangkan sisanya dialokasikan untuk kegiatan perkebunan. Ke depan, SGRO menganggarkan capex sebesar Rp 400 miliar hingga Rp 700 miliar untuk tahun 2024.
“Hingga semester I 2024, kami telah menggunakan sekitar 34% hingga 59% dari rencana anggaran capex 2024,” tambah Stefanus.
SGRO memproyeksikan produksi tandan buah segar (TBS) pada tahun 2024 akan turun sekitar 8% dibandingkan produksi tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh dampak berkelanjutan dari fenomena cuaca El Niño, yang terutama memengaruhi produksi di wilayah Sumatera pada Juli dan Agustus 2024. Dampak di Sumatera ini lebih parah dibandingkan dengan wilayah Kalimantan.
BACA JUGA: Ekspor Minyak Sawit Indonesia Turun Tajam Pada Juli 2024
“Dampak El Niño di Sumatera lebih parah dibandingkan dengan Kalimantan,” jelas Stefanus.
Oleh karena itu, SGRO memperkirakan produksi TBS dari kebun inti akan mengalami penurunan sekitar 5% hingga 8% pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023.
“Kami berharap produksi TBS SGRO pada semester II 2024 akan lebih baik dibandingkan semester I, mengingat puncak panen produksi TBS biasanya terjadi pada akhir kuartal III dan awal kuartal IV,” tutup Stefanus. (T2)