InfoSAWIT, JAKARTA – Sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia kini berada di titik penting dalam memaksimalkan sumber daya sekaligus mendorong praktik keberlanjutan. Pemanfaatan limbah kelapa sawit, seperti tandan buah kosong, batang pohon, limbah cair, dan cangkang inti sawit, dianggap sebagai langkah strategis untuk mendukung ekonomi sirkular yang ramah lingkungan.
Dalam Konferensi Internasional 2024 bertajuk “Valorising Oil Palm and Agri Waste Feedstocks”, yang diinisiasi oleh Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (APCASI), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan pentingnya melihat limbah kelapa sawit sebagai sumber daya bernilai. “Valorisasi limbah kelapa sawit merupakan *game changer* yang dapat mendorong penerapan ekonomi sirkular. Ini penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab ekologis,” ungkap Airlangga dalam keterangan resmi diperoleh InfoSAWIT, Jumat (4/10/2024).
Salah satu produk sampingan industri kelapa sawit yang paling menjanjikan adalah cangkang inti sawit, yang memiliki nilai kalori setara dengan batu bara peringkat rendah. Dengan produksi cangkang inti sawit yang dapat mencapai 13,4 juta ton, penggunaannya sebagai bahan bakar boiler di pabrik kelapa sawit menandai pergeseran besar menuju energi ramah lingkungan. Sumatra, sebagai penghasil cangkang inti sawit berkualitas tinggi, menempatkan Indonesia sebagai pemimpin di pasar energi terbarukan.
Pemerintah Indonesia juga tengah menjajaki potensi co-firing cangkang inti sawit dengan batu bara peringkat rendah di pembangkit listrik. “Ini adalah langkah inovatif yang dapat menguntungkan ekonomi sekaligus lingkungan,” jelas Airlangga.
Selain itu, Indonesia memproduksi 3,9 juta ton minyak goreng bekas (Used Cooking Oil atau UCO) pada 2023, yang kini digunakan sebagai bahan baku untuk bahan bakar penerbangan berkelanjutan. Pemerintah juga mempertimbangkan pengupas inti sawit sebagai bahan baku baru untuk Skema Penyeimbangan dan Pengurangan Karbon guna bahan bakar penerbangan internasional. Pengupas ini juga memiliki potensi sebagai bahan produksi bioetanol dan pakan ternak.
Airlangga menekankan bahwa pemanfaatan limbah kelapa sawit tidak hanya mendukung keberlanjutan, tetapi juga memberikan peluang ekonomi, terutama di daerah pedesaan. “Investasi dalam praktik ini dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani kecil, dan memperkuat ekonomi lokal,” katanya.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Jambi Periode 4-10 Oktober 2024 Naik Rp 106,07/Kg Cek Harganya..
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Airlangga menekankan perlunya kebijakan yang kuat dan kolaborasi lintas sektor. “Kerangka kerja yang mendukung akan merangsang investasi dalam penelitian dan inovasi, serta membuka jalan bagi industri kelapa sawit yang lebih berkelanjutan,” tambahnya. (T2)