InfoSAWIT, JAKARTA – Lahan marjinal yang selama ini sering dianggap tidak produktif ternyata bisa memberikan hasil yang mengagumkan jika dikelola dengan tepat. Hal ini diungkapkan oleh Marlon Sitanggang, Head of Agronomy PT Union Sampoerna Triputra Persada (USTP), dalam acara Bincang-Bincang sawit yang diselenggarakan oleh Indonesian Planters Society (IPS), dihadiri InfoSAWIT, Sabtu (5/10/2024) di Jakarta.
Marlon berbagi pengalamannya dalam mengelola lahan sawit seluas 3.740 hektare yang memiliki kandungan pasir lebih dari 80%. Dari total tersebut, sekitar 2.330 hektare telah mendapatkan perlakuan khusus menggunakan pupuk organik dari tandan kosong kelapa sawit di lubang tanam. Selain itu, PT USP juga melakukan berbagai upaya perbaikan lahan seperti peningkatan drainase, pembuatan rorak, pembangunan tanggul, serta memperkaya bahan organik tanah dengan menanam tanaman penutup tanah seperti Mocuna, tandan kosong, dan pemupukan tambahan dengan NPK, Boron (B), serta Tembaga (Cu).
Hasilnya tidak main-main. “Dengan aplikasi yang sudah diterapkan, pada musim kemarau 2023, perusahaan mampu menghasilkan tandan buah segar (TBS) sebanyak 26 ton per hektare,” ujar Marlon.
Acara tersebut diikuti oleh ratusan peserta secara online, termasuk planter dari berbagai wilayah, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap inovasi pengelolaan lahan marjinal ini.
Keberhasilan PT USTP dalam mengelola lahan marjinal ini menjadi contoh bahwa dengan metode yang tepat, lahan yang sebelumnya terpinggirkan dapat menghasilkan produktivitas tinggi. Inovasi ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi perusahaan, tetapi juga membuka peluang baru bagi pengelolaan lahan sawit di daerah-daerah dengan kondisi tanah serupa.
Dengan pendekatan terpadu seperti perbaikan drainase, pemupukan yang tepat, dan perlakuan khusus terhadap tanah, potensi lahan marjinal dapat dioptimalkan, sekaligus memberikan solusi bagi tantangan perubahan iklim yang semakin memengaruhi industri sawit. (T3)