Keterlanjuran Sawit dalam Kawasan Hutan, WWF-Indonesia Dorong Penerapan Jangka Benah

oleh -15242 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. InfoSAWIT/ Irfan Bakhtiar, Direktur Climate and Market Transformation WWF-Indonesia.

InfoSAWIT, SANUR – Pengelolaan kelapa sawit yang masuk dalam kawasan hutan terus menjadi perhatian, terutama dalam kaitannya dengan keberlanjutan lingkungan. Direktur Climate and Market Transformation WWF-Indonesia, Irfan Bakhtiar menekankan, pentingnya strategi jangka panjang dalam keterlanjuran pengelolaan sawit di kawasan hutan guna memastikan keseimbangan ekologis.

Menurut Irfan, konsep jangka benah menjadi salah satu pendekatan yang dikembangkan untuk menata kembali keterlanjuran perkebunan sawit yang telah masuk ke dalam kawasan hutan. Namun, penerapannya masih terbatas pada tahap awal, dan masih diperlukan strategi yang lebih matang agar dapat berjalan secara efektif.


Salah satu langkah utama yang diajukan adalah pengembangan pola tanam yang lebih adaptif serta penyediaan koridor ekologi guna menjaga habitat satwa liar dan terhindarnya konflik dengan satwa liar dilindungi.

BACA JUGA: Penyaluran Dana Bagi Hasil Sawit Resmi Disetop

“Koridor-koridor ini harus disiapkan dengan proporsi tertentu, misalnya mengorbankan 5-10 persen dari jalur tanaman untuk ditanami spesies pohon yang memiliki nilai ekologis tinggi. Dengan demikian, kita bisa menciptakan keseimbangan antara produksi kelapa sawit dan konservasi lingkungan,” jelas Irfan kepada InfoSAWIT disela acara Internasional Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) ke-7 di Bali, Kamis (13/2/2025).

Lebih lanjut, WWF-Indonesia juga mengidentifikasi keberadaan sawit ilegal di kawasan hutan sebagai tantangan besar dalam tata kelola perkebunan. Temuan terbaru menunjukkan bahwa banyak perkebunan sawit ilegal ditemukan di Riau, Kalimantan Tengah, serta beberapa wilayah lainnya. Beberapa perusahaan kecil dan menengah diketahui telah masuk ke dalam kawasan hutan, yang menimbulkan permasalahan ekologis serius.

Selain itu, upaya intervensi terhadap sektor ini juga mencakup pengembangan alternatif tanaman pangan melalui konsep agroforestry. Irfan menyebut bahwa komoditas seperti jagung, padi gogo, petai atau tanaman keras lainnya dapat menjadi solusi dalam upaya diversifikasi pertanian yang lebih berkelanjutan.

BACA JUGA: CIRAD Asia Tenggara Ungkap Terdapat 4 Tantangan Industri Minyak Nabati Global di ICOPE 2025

“Kami telah menganalisis berbagai pola tanam di beberapa daerah, termasuk di Jambi dan Kalimantan Tengah. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih ramah lingkungan dan tetap mendukung perekonomian petani lokal,” tambahnya.

Dengan langkah-langkah ini, WWF-Indonesia berharap strategi jangka panjang dalam pengelolaan kelapa sawit dapat menciptakan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia. (T2)

 

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com