InfoSAWIT, MEDAN — Kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, ke kebun kelapa sawit milik PTPN IV PalmCo di Medan, Selasa (7/10/2025), membawa pesan penting: sawit bukan lagi isu konflik dagang, tapi peluang kerja sama hijau antara Indonesia dan Eropa.
Dalam kunjungan tersebut, Denis menyampaikan apresiasi tinggi kepada PalmCo yang dinilainya telah menjadi contoh perusahaan sawit yang taat regulasi, berkomitmen kuat pada keberlanjutan, dan berpandangan global.
“Saya sangat terkesan dengan upaya PalmCo yang sudah selaras dengan tiga pilar utama: hilirisasi produk, pengembangan energi terbarukan, dan penguatan ketahanan petani sawit,” ujar Denis diansir InfoSAWIT dari radarindo, Minggu (12/10/2025).
Lebih dari sekadar apresiasi, pernyataan Dubes Uni Eropa ini mencerminkan pergeseran pendekatan Eropa terhadap industri sawit Indonesia. Bila sebelumnya sawit kerap menjadi bahan perdebatan akibat isu lingkungan, kini kerja sama konkret mulai terjalin, terutama di bidang hilirisasi dan energi bersih.
BACA JUGA: Pemerintah Matangkan Implementasi B50, Targetkan Indonesia Tak Lagi Impor Solar pada 2026
Salah satu bentuk sinergi nyata adalah kolaborasi dengan perusahaan Eropa seperti Unilever, yang memanfaatkan minyak sawit PalmCo untuk menghasilkan produk asam lemak bernilai tinggi. “Langkah ini memperlihatkan bagaimana hilirisasi sawit mampu meningkatkan nilai tambah sekaligus memperkuat rantai pasok berkelanjutan,” kata Denis.
Tak hanya soal hilirisasi, perhatian Uni Eropa juga tertuju pada inisiatif energi terbarukan yang dijalankan PalmCo. Proyek Compressed Biogas (CBG) dan pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dinilai sejalan dengan agenda transisi energi hijau global.“Kami menyambut baik inovasi PalmCo dalam energi hijau, termasuk penggunaan hidrogen, yang merupakan bagian dari strategi energi bersih Uni Eropa,” tambah Denis.
Namun, di balik teknologi dan investasi besar, Denis menekankan satu hal penting: kesejahteraan petani sawit rakyat harus menjadi fondasi utama keberlanjutan.
BACA JUGA: Mentan Amran: Alihkan 5,3 Juta Ton CPO untuk B50, Indonesia Bisa Stop Impor Solar
Menurutnya, langkah PalmCo dalam mendampingi dan memberdayakan petani merupakan contoh yang patut ditiru. “Kesiapan petani dalam memenuhi regulasi deforestasi Uni Eropa (EUDR) akan menentukan masa depan ekspor sawit Indonesia ke Eropa. PalmCo berperan penting di situ,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menyambut positif dukungan tersebut. Ia menjelaskan bahwa PalmCo kini mengelola 618.000 hektare lahan sawit dan menjadi pelaksana Proyek Strategis Nasional di bidang hilirisasi pangan, energi terbarukan, dan peremajaan sawit rakyat (PSR). “Visi kami adalah menjadikan sawit bukan hanya komoditas, tapi solusi untuk pangan, energi, dan lingkungan,” ujarnya.
PalmCo juga telah mengantongi berbagai sertifikasi internasional dan peringkat ESG global, yang memperkuat reputasinya sebagai perusahaan sawit berstandar keberlanjutan tinggi. Selain itu, PalmCo aktif mengedukasi publik dengan data ilmiah untuk meluruskan persepsi negatif terhadap sawit.
BACA JUGA: Konglomerat Malaysia Genting Masuk ke Sentul: Dari Perkebunan Sawit ke Bisnis Properti Indonesia
“Tanaman sawit memiliki efisiensi tertinggi dalam penyerapan karbon dan memberikan dampak sosial-ekonomi yang besar bagi masyarakat. Sawit adalah anugerah bagi Indonesia, dan tugas kita bersama menjaganya,” tutur Jatmiko. (T2)
