InfoSAWIT, JAKARTA — Direktur Bisnis Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Ryanto Wisnuardhy, menegaskan pentingnya transformasi paradigma bisnis perkebunan nasional dari berorientasi produksi menuju berorientasi pasar. Hal itu disampaikan dalam pidato kunci pada acara Outlook Komoditas Perkebunan Tahun 2026, yang digelar Selasa (28/10/2025) dan dipantau InfoSAWIT.
“Saya sangat bahagia dengan adanya forum ini. Acara seperti ini menjadi bahan pertimbangan penting bagi kami dalam menyusun Rencana Kerja dan Program (RKP) tahun 2026,” ujar Ryanto.
Menurutnya, aplikasi dan data yang dikembangkan dalam forum Outlook ini sangat membantu dalam membaca tren harga komoditas perkebunan. Pemahaman terhadap arah pergerakan harga akan menjadi dasar penting dalam menetapkan strategi bisnis ke depan.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Plasma Riau Periode 29 Oktober – 4 November 2025 Turun Rp24,24 per Kg
“Selama ini, kita masih menganut pola product-centric — memproduksi sebanyak mungkin, lalu baru menawarkan ke pasar. Padahal, saat ini sudah saatnya kita beralih ke customer-centric, memahami apa yang sebenarnya diinginkan pasar dan memproduksinya sesuai kebutuhan,” tegas Ryanto.
Ia mencontohkan, beberapa unit usaha di bawah PTPN Group telah menunjukkan hasil positif dari perubahan orientasi tersebut. Misalnya, PTPN VIII melalui produk teh Kayu Aro yang kini kembali menguntungkan setelah melakukan penyesuaian terhadap preferensi pasar.
Ryanto juga menyinggung perlunya inovasi berkelanjutan di sektor hulu. “Kita perlu mengembangkan varietas-varietas tanaman baru yang lebih sesuai dengan kondisi iklim dan tanah saat ini, karena kondisi alam 30–40 tahun lalu jelas berbeda dengan sekarang,” ujarnya.
BACA JUGA: Perkuat Hilirisasi dan Keberlanjutan, PT RPN Dorong Strategi Baru Perkebunan 2026
Dalam arah kebijakan bisnis, PTPN Group akan semakin fokus pada produksi, sementara aspek pemasaran akan dikelola oleh entitas khusus di bawah kelompok usaha yang sama. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan memperjelas pembagian peran antar unit usaha, termasuk Rajawali I, Rajawali II, Mitra Ogan, dan Mitra Kelinci yang menangani berbagai komoditas perkebunan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa PTPN tengah menyiapkan langkah strategis berupa klasterisasi pabrik gula di beberapa wilayah sebagai bagian dari upaya restrukturisasi dan penguatan industri gula nasional.






















