InfoSAWIT, JAKARTA – Biodiesel sebagai alternatif bahan bakar fosil yang dapat diandalkan telah menjadi peran strategis karena memiliki pengaruh positif dalam berbagai aspek. Biofuel yang dihasilkan dari sumber terbarukan, memberikan nilai tambah melalui hilirisasi industri pertanian dalam negeri, menstabilkan harga Crude Palm Oil (CPO), meningkatkan kesejahteraan petani kecil.
Biodiesel sawit pula diyakni, mampu menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan bahan bakar fosil, mengurangi bahan bakar impor, menghemat devisa negara dan neraca perdagangan, menyediakan kesempatan kerja, serta untuk menjaga ketahanan energi.
“Kami percaya bahwa kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, pasarnya besar dan akan terus tumbuh,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, di Yogyakarta, akhir Maret 2022 lalu.
BACA JUGA : Luhut: Instrumen Kebijakan Sawit Bisa Pengaruhi Outcome di Domestik dan Internasional
Namun demikian, imbuh Arifin, pembangunan tersebut tidak boleh berbenturan dengan kebutuhan pangan, pakan, dan pupuk, serta menghindari pembukaan lahan secara besar-besaran yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. (T2)
Lebih lengkap baca Majalah InfoSAWIT Edisi April 2022