InfoSAWIT, IDI RAYEUK – Baru saja genap dua tahun kebun sawit milik petani di di Desa Alue Genting, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, namun tunas buah sawit mulai nampak, dan petani yang baru saja meremajakan tanaman sawit itu hendak memulai panen perdana buah pasir.
Apalagi kondisi harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit mulai kembali ada kenaikan walau tidak banyak. Petani pun berharap bisa menerima pendapatan dari kebun sawit tersebut.
Namun sayangnya mimpi itu langsung sirna, lantaran ungkap Muslidar Dani, salah satu petani sawit di Desa Alue Genting, tanaman sawit milik para petani ludes habis dimakan gajah di malam hari.
“Tanaman sawit kami sekarang tak bersisa lagi, habis dimakan puluhan gajah yang kami perkirakan menyerang kebun sawit kami di malam hari,” kata Muslidar kepada InfoSAWIT, Kamis (4/8/2022).
Dari Informasi yang dikumpulkan Muslidar, setidaknya terdapat lima hektar kebun sawit peserta program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dimakan kawanan gajah, termasuk satu hektar milik dirinya.
“Empat hektar kebun sawit yang diserang gajah ada di dekat perumahan penduduk. Sementara yang sehektar punya saya justru berjarak sekitar 10 kilometer dari rumah saya,” kata Muslidar yang juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Unit (DPU) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Ranto Perulak, Kabupaten Aceh Timur.
Dari sejumlah keterangan warga desa, Muslidar menyebutkan ada sekitar 42 ekor gajah yang kerap melintas di kampung mereka pada malam hari.
Ia mengaku bingung dengan kelakuan gajah, sebab kebun sawit mereka justru tidak berada dalam kawasan hutan. “Mana ada lagi hutan di desa kami. Paling ada hutan-hutan kecil agak jauh dari desa kami,” kata Muslidar.
Ia mendengar kerusakan juga dialami para petani sawit swadaya di desa lain yang juga merupakan peserta PSR.
Petani pun berharap ada solusi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur atas kerusakaan tanaman sawit di kebun mereka. (T5)