InfoSAWIT, JAKARTA – Saat ini harga minyak sawit mentah (crude palm oil /CPO) di pasar global mengalami kenaikan, dan mendongkrak harga pembelian tandan buah segar (TBS) di tingkat petani sawit.
Hanya saja diungkapkan Ketua DPD I Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Sumatera Utara, Syarifuddin Sirait, margin keuntungan dari pembelian TBS sawit tersebut kian menipis. “Kenaikan harga TBS sawit bukan tidak kami syukuri, tapi margin petani kini sangat tipis,” kata Syarifudin Sirait kepada InfoSAWIT, Minggu (6/11/2022).
Lebih lanjut tutur Syarifudin, margin dari penjualan TBS sawit harus dikurangi biaya perawatan kebun sawit. Dimana biaya produksi atau pemeliharaan kebun sawit petani sawit didominasi oleh biaya pemupukan.
BACA JUGA: Harga CPO Naik, Harga Pupuk Melonjak?
Paling tidak kata Syarifudin sekitar 70% biaya perawatan adalah untuk pemupukan. Sementara biaya pemeliharaan yang lainya seperti penyemprotan, biaya penunasan, dan lainnya, hanya berkisar 30% saja. “Belum lagi ditambah naiknya harga BBM sehingga petani terpaksa menanggung biaya angkut TBS-nya dari lapangan Ke pabrik kelapa sawit,” kata Syarifudin yang juga sebagai Ketua Koperasi Petani Kelapa Sawit (KPKS) Kesepakatan Ambar, Desa Gotting Sidodadi, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan.
Ia merinci, biaya angkut TBS sawit petani sekitar Rp 70 sampai Rp 120 per Kg. Padahal sebelumnya harga pupuk makro seperti urea hanya Rp 230.000 per karung ukuran 50 Kg. Sekarang, menjadi Rp 540.000-an per karung.
BACA JUGA: Mendorong Penguatan Petani Dan Pemberdayaan Perkebunan Kelapa Sawit
Lalu pupuk TSP sebelumnya Rp 325.000/Kg sekarang Rp 650.000 per karung 50 Kg. Lantas pupuk KCL atau MOP sebelunya Rp 300.000-an saat ini menjadi Rp 625.000-an per karung 50 Kg. “NPK dulunya Rp 400.000-an sekarang sudah Rp 1.000.000-an per karung 50 Kg,” tandas Syarifuddin. (T5)
Artikel ini telah tayang di InfoSAWIT Sumatera dengan judul © Berita Sawit – Biaya Perawatan Kebun Sawit Didominasi Faktor yang Satu Ini