InfoSAWIT, JAKARTA – Hasil survey Indikator yang baru dirilis (4/1) juga menunjukan tren kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi. Sepanjang tahun 2022 silam, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami fluktuasi yang relatif memuaskan. Namun pada periode Maret dan April 2022, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami tren penurunan drastis.
Merujuk catatan InfoSAWIT, harga mahal minyak goreng dan kelangkaan minyak goreng pada periode tersebut, memang menjadi pemicu besar yang meresahkan masyarakat Indonesia. Lantaran sebagai salah satu dari kebutuhan sembako (sembilan bahan pokok), harga jual minyak goreng sempat menyentuh harga Rp. 25.000 per liter. Selain itu, akibat penerapan HET minyak goreng kemasan sebesar Rp. 14.000 per liter, maka produk minyak goreng kemasan sempat menghilang di pasaran.
Pusat Data Bisnis InfoSAWIT (PDBSI), mengaitkan hasil survey yang dirilis Barometer dengan kondisi kisruh minyak goreng yang terjadi pada rentang waktu tersebut.
BACA JUGA: Pakan Ternak Sapi Perah Berbasis Sawit Dianggap Berbahaya di Selandia Baru
Berdasarkan catatan InfoSAWIT sepanjang tahun 2022 silam, tragedi mahal harga dan kelangkaan minyak goreng juga menjadi pemicu turunnya citra positif minyak sawit bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, munculnya kasus Mafia minyak goreng yang proses hukumnya baru-baru ini diputuskan pengadilan, kian memperburuk citra positif masyarakat.
Sebab itu, PDBSI menyarankan di tahun 2023 ini, ada gerakan dan kerjasama erat antara pemangku kepentingan bisnis minyak sawit untuk memastikan kebutuhan minyak goreng sawit dalam negeri dapat tersedia stoknya dengan harga yang relatif terjangkau. Lantaran sebagai minyak makanan, minyak goreng sawit menjadi primadona utama bagi masyarakat Indonesia dalam mengolah berbagai produk makanan sehat dan bergizi.
Sebagai informasi, minyak sawit mentah (CPO) merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng (RBD Olein) di Pabrik minyak goreng (refinery). Hasil samping (side product) yang dihasilkan berupa stearin dan Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) yang digunakan kembali sebagai bahan baku industri oleokimia atau di ekspor ke luar negeri.
BACA JUGA: Akibat tak Miliki Kebun, Izin 8 Pabrik kelapa sawit di Pasaman Barat Terancam Dicabut
Minyak goreng sawit (RBD Olein) juga digemari masyarakat luar negeri, sehingga permintaan pasar ekspor selalu meningkat setiap tahunnya. Sebab itu, berbagai antisipasi perlu dilakukan supaya tidak berulang terjadi ditahun-tahun mendatang. (T1)