Pakan Ternak Sapi Perah Berbasis Sawit Dianggap Berbahaya di Selandia Baru

oleh -30321 Dilihat
infosawit
Dok. Istimewa/Ilustrasi peternakan sapi perah

InfoSAWIT, SELANDIA BARU – Setiap tahun, Selandia Baru mengimpor sekitar 2 juta ton palm kernel expeller ( PKE ), produk sampingan dari pengolahan minyak sawit di Indonesia dan Malaysia, untuk memberi makan sapi perah, dengan nilai sekitar 800 juta Dollar Selandia Baru.

Dalam sebuah penelitin yang dilakukan para peneliti di University of Canterbury, memperoleh kesimpulan PKE mengandung konsentrasi beberapa unsur yang mungkin berbahaya bagi sapi.


“Kami menganalisis komposisi kimia dari beberapa batch PKE yang diimpor ke Selandia Baru selama dua tahun. Kami menemukan kandungan zat besi, magnesium dan fosfor yang melebihi tingkat aman untuk kesehatan sapi perah. Beberapa batch mengandung konsentrasi aluminium, tembaga, belerang, dan kalium sekitar 90% dari batas amannya,” kata Hadee Thompson-Morrison, Brett Robinson dan Sally Gaw dalam sebuah artikel The Conversation. Ketiganya adalah peneliti lingkungan di University of Canterbury.

BACA JUGA: Akibat tak Miliki Kebun, Izin 8 Pabrik kelapa sawit di Pasaman Barat Terancam Dicabut

Namun demikian, elemen-elemen ini mungkin saja memiliki efek positif dan negatif pada kesehatan sapi perah dan tanah. Tapi tidak ada pemantauan dan penelitian yang menunjukkan komposisi kimia dari batch berbeda yang diimpor ke Selandia Baru dan sangat bervariasi.

Merujuk penelitian tersebut, tembaga dalam PKE mungkin berguna untuk memenuhi kekurangan unsur ini secara luas dalam sistem pertanian di Selandia Baru. Demikian pula, magnesium dalam PKE dapat mengimbangi kebutuhan untuk melengkapi unsur ini untuk sapi perah yang sedang menyusui.

PKE dapat menjadi sumber penyubur unsur hara ke dalam tanah. Lantaran mengandung fosfor konsentrasi tinggi, yang akan meningkatkan pertumbuhan padang rumput ketika disimpan di tanah dalam kotoran hewan.

BACA JUGA: Curi 1,97 Ton Buah Sawit, Dua Pelaku Dijerat Sanksi Hukuman 7 Tahun Penjara

Namun, konsentrasi besi, aluminium, potasium dan belerang dalam PKE dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi pada sapi perah. Efek sebenarnya pada peternakan sapi perah, tanah dan susu belum diketahui. Bukti lain menunjukkan bahwa unsur-unsur kimia ini, ketika dimakan oleh sapi, dapat berakhir menjadi susu .

Impor PKE Selandia Baru

Saat ini, dengan adanya kebijakan lingkungan mengharuskan petani mengukur setiap input ke pertanian mereka dalam memenuhi anggaran nutrisi supaya tetap dalam standar kualitas yang ditetapkan. Ketika komposisi PKE berubah secara bertahap, menjadi sangat sulit untuk mengukur input pertanian dan memenuhi anggaran nutrisi pertanian.

Fonterra dan Synlait, dua perusahaan susu terbesar di Selandia Baru, secara aktif mencegah penggunaan PKE karena dapat mengubah komposisi susu, sehingga kandungan lemaknya menjadi lebih tinggi.

BACA JUGA: Harga Minyak Sawit Di Bursa Malaysia Turun

Namun, PKE tetap banyak digunakan karena kekurangan pakan. “Secara potensial, penggunaan PKE dapat diimbangi dengan menggunakan kembali sebagian dari lebih dari 2 juta ton makanan dan limbah pemrosesan makanan yang dihasilkan Selandia Baru setiap tahunnya,” kata Hadee Thompson-Morrison dan rekan-rekan penelitinya. (T2)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari infosawit.com. Mari bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Bila Anda memiliki informasi tentang industri sawit, Silakan WhatsApp ke Redaksi InfoSAWIT atau email ke sawit.magazine@gmail.com (mohon dilampirkan data diri)