InfoSAWIT, JAKARTA – Setelah sukses membangun satu plant biogas di Riau, Bumitama Gunajaya Agro (BGA) Group pun berencana melanjutkan pembangaunan dibeberapa pabrik kelapa sawit milik BGA lainnya. Dengan didukung pengolahan Biogas Plant menggunakan Teknologi Covered Lagoon Digester dan dilengkapi pengolahan waste water treatment, ternyata mampu mewujudkan net zero emission dengan hasil akhir air limbah yang dapat di-recycle kembali ke proses pengolahan di pabrik.
Cara demikian juga menjadi salah satu langkah industri kelapa sawit dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) yang ditengarai sebagai penyebab terjadinya perubahan iklim. Sebab itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon, BGA Group memiliki target pengurangan emisi 30% pada 2023,
Bumitama pun berencana untuk melanjutkan pembangunan Biogas Plant di 9 (Sembilan) mill BGA yang tersebar di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat ke depannya.
BACA JUGA: Jalan Rusak di Sentra Sawit, Manfaatkan Dana BPDPKS
Diungkapkan Mill System & Continuous Improvement Dept. Head BGA Group, Rieza Rakhman, limbah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit dapat berupa limbah padat (serat, cangkang dan janjangan kosong) dan limbah cair (POME).
Sekadar informasi, di dalam pengolahan limbah cair, terjadi reaksi kimia yang akan menghasilkan gas metana (C4) yang akan berdampak ke pemanasan global (global warming). Inti dari prosesnya adalah biodegradasi komponen organik limbah.
Dekomposisi anaerobik meliputi pengolahan bahan organik meliputi penguraian bahan organik majemuk menjadi senyawa asam-asam organik dan selanjutnya diurai menjadi gas dan air. Gas Metana yang di hasilkan dari proses tersebut merupakan komponen terbesar biogas.
Gas metana dapat dimanfaatkan atau dikonversi sebagai sumber energi jika diolah dalam sistem digester anaerobik dari energi kimia menggunakan gas engine dan kemudian dirubah menjadi energi listrik oleh alternator gas engine.
“Kemudian di distribusikan ke tempat yang membutuhkan atau grid PLN. Dalam hal ini kerjasama yang dilakukan dengan PT Pasadena Biofuels Mandiri dan PT PLN (Persero) Unit Distribusi Riau dan Kepulauan Riau,” tandas Rieza. (T2)