InfoSAWIT, SINGAPURA – Harga minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Berjangka Malaysia terus merosot pada Rabu, (23/8/2023) menyusul adanya penurunan harga minyak nabati lainnya, dan peningkatan produksi dari pabrik minyak sawit di Semenanjung Selatan.
Dilansir Reuters, patokan harga kontrak minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman November 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 32, atau terjadi penurunan harga sekitar 0,83%, menjadi RM 3.834 (US$ 824,34) per metrik ton pada awal perdagangan, turun untuk hari kedua berturut-turut.
Menurut keterangan resmi Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), pihak Malaysia mempertahankan pajak ekspornya untuk minyak sawit mentah pada September sebesar 8% dan meningkatkan harga acuannya.
BACA JUGA: Kementan Perkokoh Tata Kelola Memajukan Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan
Lantas, produksi di pabrik South Peninsular Palm Oil Mills Association menunjukkan pemulihan yang lebih baik dari yang diperkirakan selama periode 1-20 Agustus, naik 7% dari bulan lalu.
Masih dilansir Reuters, harga kontrak minyak kedelai paling aktif di Bursa Dalian, berkode DBYcv1, merosot 0,2%, sementara harga kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 menurun 1,1%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,3%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
BACA JUGA: Wilmar dan LDC Kunjungi Area Konservasi Orangutan SSMS Di Pulau Salat
Nila mata uang Ringgit Malaysia (MYR), sebagai mata uang perdagangan sawit, melemah 0,11% menjadi RM 4,65 terhadap dolar. Melemahnya ringgit membuat minyak sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing. (T2)