InfoSAWIT, JAKARTA – Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD, memaparkan bahwa tahun 2023 menjadi tahun bersejarah bagi ITS dalam bidang penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. GRS 2023, sebuah ajang tahunan yang menjadi sorotan, telah berhasil mengundang perhatian para peneliti dari berbagai institusi untuk berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan industri kelapa sawit nasional.
Tutur Bambang yang juga Dosen di Departemen Teknik Mesin ITS, menegaskan bahwa ITS telah menunjukkan komitmennya dalam pengembangan riset sebelumnya dengan meraih pendanaan dari program ini. Dan kini, pada tahun 2023, ITS sekali lagi membuktikan komitmennya dengan meraih pendanaan penelitian unggul dalam tiga bidang pengembangan yang berbeda, yaitu budidaya, lahan atau bibit, dan pasca-panen atau pengolahan.
Pengalokasian dana penelitian ini juga mencakup investasi dalam alat penunjang riset yang sangat dibutuhkan. Dana tersebut berlaku dari September 2023 hingga September 2025, sambil tetap menyisihkan dana untuk mendukung operasional institusi secara keseluruhan. Bambang Pramujati menegaskan, “Penggunaan dana disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan institusi, menciptakan peluang untuk pertumbuhan lebih lanjut dalam dunia riset di ITS,” kata Bambang, dikutip InfoSAWIT dari laman resmi ITS, Sabtu (30/9/2023).
BACA JUGA: Pemerintah Perbarui Kebijakan ISPO yang Lebih Kuat
Di sisi lain, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS, Fadlilatul Taufany ST PhD, menekankan bahwa dalam konteks penelitian yang dijalankan, peneliti harus memastikan pemenuhan berbagai luaran penting. Laporan penelitian yang komprehensif harus mencakup berbagai aspek, termasuk rekayasa sosial atau produk yang siap diaplikasikan, rekomendasi kebijakan pemerintah, temuan ilmiah yang prospektif, dan penelitian berkelanjutan.
Semua luaran ini memiliki peran krusial dalam pengembangan industri kelapa sawit nasional, mulai dari aspek hulu hingga hilir. Taufany juga berharap bahwa para peneliti akan mampu menyelesaikan penelitian mereka dengan memberikan luaran sesuai dengan yang dijanjikan. “Kami bertekad penuh untuk mendukung pertumbuhan sektor ini,” kata Taufany.
BACA JUGA: Bagi Industri Sawit Terbuka Gunakan Hasil Riset BPDPKS
ITS tidak hanya terlibat dalam pengajuan proposal, melainkan juga turut mendampingi peneliti dengan penuh dedikasi melalui berbagai kegiatan seperti lokakarya dan sesi berbagi pengalaman dalam penyusunan proposal. Kehadiran dewan pengarah GRS 2023, Prof Dr Ir Didiek Hadjar Goenadi MSc APU, memberikan dorongan tambahan dalam mendukung keberhasilan proyek penelitian. (T2)