InfoSAWIT, JAKARTA – Pada Jumat, 13 Oktober 2023, menjadi tonggak Sejarah untuk kemajuan perbaikan tata Kelola persawitan Indonesia dengan di-launching-nya bursa CPO Indonesia, berharap launching bursa CPO ini tidak hanya sekedar seremoni saja, namun harus dikawal terus dan disempurnakan yang dalam penerapannya masih terdapat hambatan-hambatan.
Diungkapkan Ketua Umum Persatuan Organisasi Petani Sawit Indonesia (POPSI), Pahala Sibuea, setidaknya terdapat tiga manfaat utama sebagai dampak positif dengan adanya bursa CPO Indonesia, yakni pertama, pemerintah sebagai regulator menunjukan marwahnya walaupun yang disayangkan bahwa Bursa CPO ini bersifat sukarela bagi pengusaha.
Lantas kedua, langkah maju dan mengairahkan sekaligus peluang bagi pengusaha kelapa sawit sekala menengah dan kecil bahkan UMKM dapat berperan dalam bursa CPO tersebut, sehingga monopoli perdagangan CPO dapat ditekan.
Serta ketiga, dengan Bursa CPO membuat harga yang transparan, akuntabel dan adil, hal ini akan berdampak pada harga TBS Sawit Petani. “Karena harga CPO inilah sebagai acuan utama dalam menentukan harga TBS Petani,” katanya dalam keterangannya kepada InfoSAWIT, Jumat (13/10/2023) di Jakarta.
Lebih lanjut kata dia, dampak lain yang perlu diperhatian adalah peluang terhadap pabrik-pabrik mini dengan teknologi yang sekarang sangat memungkinkan. Munculnya pabrik mini ini nantinya akan berdampak pada pabrik CPO yang ada sekarang, untuk itu diperlukannya perbaikan tata Kelola sawit di hulu khususnya tentang kemitraan yang adil.
“Seksama kita ketahui proses pembentukan bursa memang tidak mudah apa lagi bila bursa itu tidak liquid dan minim jual beli yang terjadi didalam bursa. Padahal kunci bursa CPO bisa berkembang adalah jumlah volume dan pemain di bursa ramai dan menguntungkan semua pihak, untuk itulah perlu dukungan dan Kerjasama semua pihak,” tandas Pahala. (T2)