InfoSAWIT, JAKARTA – Direktur Keuangan PT Austindo Nusantara Jaya Tb., (ANJT), Nopri Pitoy menjelaskan, bahwa ANJ membukukan total pendapatan sebesar US$ 176,7 juta pada 9M2023, menurun 12,5% dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya. Hal tersebut terutama disebabkan oleh lebih rendahnya harga jual rata-rata CPO, PK dan PKO. Laba bersih ANJ juga tercatat turun menjadi USD 80,2 ribu pada 9M2023 dari US$ 21,0 juta pada periode yang sama pada tahun lalu. Namun, jika dilihat secara kuartalan, laba bersih ANJ mengalami pertumbuhan yang sangat positif.
“Untuk perbandingan secara kuartalan, kami mencatat laba bersih sebesar US$ 5,1 juta pada kuartal III 2023. Hal tersebut merupakan peningkatan yang luar biasa, dimana pada kuartal II perusahaan mencatat rugi bersih sebesar US$ 1,1 juta. Peningkatan laba bersih terutama disebabkan oleh produksi dan penjualan yang lebih baik pada kuartal III 2023. Sehingga menghasilkan rasio marjin laba bersih (NPM) sebesar 8,2% pada kuartal III 2023, meningkat dari -1,7% pada kuartal II 2023,” jelas Nopri, dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Rabu (1/11/2023).
Namun demikian penurunan itu diimbangi dengan peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 5,8% menjadi 654.997 mt dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 619.311 metric ton.
BACA JUGA:
Peningkatan produksi tersebut terutama dikontribusi oleh perkebunan perseroan di Pulau Belitung sebesar 185.698 mt, yang didorong oleh produktivitas yang tinggi dari tanaman-tanaman kelapa sawit muda hasil penanaman kembali (replanting). Lebih lanjut, perkebunan muda kami di Papua Barat Daya menyumbangkan total produksi TBS sebesar 91.228 mt, meningkat 13,0% dibandingkan produksi TBS pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan produksi ini sejalan dengan peningkatan produksi dari tanaman muda yang baru menghasilkan serta perbaikan akses jalan dan infratruktur.
Hingga 30 September 2023, ANJ mencatat kemajuan atas komitmennya dalam pengembangan perkebunan plasma masyarakat dengan mengalokasikan tambahan 716 Ha lahan inti di perkebunan Papua Barat Daya untuk koperasi-koperasi plasma, sehingga total lahan plasma yang telah dialokasikan di perkebunan tersebut seluas 1.618 Ha. Selain itu, pertumbuhan produksi TBS juga terjadi di dua perkebunan kami yang memasuki profil usia tanaman prima, yaitu perkebunan Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan. (T2)