InfoSAWIT, JAKARTA – Harga kontrak minyak sawit mentah (CPO) berjangka di Bursa Malaysia dibuka turun pada Kamis, (16/11/2023), terseret melemahnya harga minyak kedelai di Bursa Chicago.
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman Januari 2024 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 9 per ton atau terdapat penurunan sekitar 0,22%, menjadi RM 4,009 (US$ 851,17) per metrik ton pada awal perdagangan.
Sementara harga kontrak minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,57%. Harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian berkode DBYcv1 tercatat naik 0,66%, sedangkan harga kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 naik 0,71%.
BACA JUGA: Perkuat Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit, Kementerian Pertanian Gandeng PTPN
Melemahnya harga kedelai berdampak pada menurunnya harga minyak kedelai, yang bersaing dengan minyak sawit untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.
Saat ini Pemerintah Indonesia berencana menetapkan harga referensi minyak sawit mentah pada US$ 750,54 per metrik ton untuk periode 16-30 November, tercatat naik dibandingan periode 15 hari sebelumnya yang hanya mencapai US$ 748,93 per ton.
Masih dilansir Reuters, minyak kelapa sawit di pasar minyak nabati Eropa naik untuk hari kedua berturut-turut pada Rabu dengan kontrak berjangka naik lantaran harga minyak nabati lainnya menguat. Harga minyak sawit berkisar antara US$ 5 dan US$ 30 per ton.
BACA JUGA: Memilih Tanaman Tumpang Sari di Kebun Sawit, Supaya Pendapatan Meningkat
Merujuk perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri, ekspor produk minyak sawit Malaysia periode 1-15 November naik 6,4% menjadi 645.590 ton dibandingkan pada periode 1-15 Oktober yang hanya mencapai 606.980 ton. Sementara itu, surveyor kargo Societe Generale de Surveillance memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada periode 1-15 November sebesar 602.510 metrik ton. (T2)