InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Tercatat stok minyak sawit Malaysia pada akhir Februari 2024 merosot di bawah 2 juta metrik ton (mt) untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir. Penurunan ini, dilaporkan oleh Lembaga Minyak Sawit Malaysia (MPOB), menandai penurunan sebesar 5% dari bulan sebelumnya, dengan stok mencapai 1.919 juta mt. Penurunan ini sudah diantisipasi, yang disebabkan oleh penurunan pasokan yang lebih besar dibandingkan permintaan.
Penurunan pasokan secara utama disebabkan oleh produksi yang rendah musiman yang dialami pada Februari, memperpanjang tren penurunan untuk bulan keempat berturut-turut. Produksi pada bulan Februari mengalami penurunan signifikan sebesar 10.18%, dengan jumlah produksi mencapai 1.259 juta mt. Hal ini mewakili kerugian signifikan sebesar 677.652 mt dari puncak produksi yang tercatat pada Oktober 2023, yang mencapai 1.937 juta mt.
Dikutip InfoSAWIT dari PalmOilAnalytic, secara bersamaan, permintaan ekspor bulanan mengalami kontraksi yang signifikan, mencatat penurunan terbesar dalam tiga tahun. Ekspor turun sebesar 24.75% menjadi 1.015 juta mt, karena pembeli utama memperlambat pembelian minyak sawit di tengah stok yang melimpah di pasar tujuan. Selain itu, peningkatan harga minyak sawit yang relatif tinggi dibandingkan minyak kedelai pesaingnya telah memberatkan ekspor. Sejak pertengahan Januari, minyak sawit telah diperdagangkan dengan harga premium dibandingkan minyak kedelai, sebuah tren yang terus berlanjut.
BACA JUGA:
Di pasar domestik Malaysia, konsumsi minyak sawit mencapai 377.572 mt, mencerminkan peningkatan konsumsi sebesar 6.98%. Sebaliknya, impor minyak sawit melonjak sebesar 10.38% menjadi 32.556 mt dibandingkan bulan sebelumnya.
Dalam kategori produk spesifik, ekspor minyak inti kelapa sawit (CPKO) mengalami penurunan sebesar 17.30% menjadi 8.689 mt sejak awal bulan. Demikian pula, pengiriman biodiesel mengalami penurunan yang signifikan, turun sebesar 27.57% menjadi 29.378 mt. (T2)