InfoSAWIT, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat telah menyepakati penjualan bensin E15 sepanjang tahun (bensin dengan campuran 15% etanol), yang berlaku mulai April 2025, menandai perkembangan yang penting. Saat ini, Pemerintah AS memberlakukan pembatasan penjualan bensin E15 selama musim panas karena masalah lingkungan akibat kabut asap. Peningkatan konsumsi etanol kedeoan dapat menyebabkan penurunan konsumsi biodiesel.
Sementara koperasi pertanian terbesar di Brasil memulai tahun 2024 dengan persediaan biji-bijian 50% lebih tinggi dibandingkan tahun 2023, didorong oleh panen melimpah dan ekspor yang lesu.
Koperasi Agroindustri Coamo, sebuah perusahaan yang terlibat dalam pembelian dan pemasaran biji-bijian, kacang-kacangan, dan tanaman lainnya di Brasil, berkomentar bahwa pengiriman kedelai dari tanaman tahun 2024 menekan kapasitas penyimpanan yang ada.
BACA JUGA: Malaysia Usulkan Perdagangan Minyak Sawit Bersertifikat MSPO dan Halal
Lantas pada akhir Februari, GAPKI mengumumkan bahwa persediaan minyak sawit Indonesia mencapai 3,14 juta ton pada tanggal 31 Desember 2023. Jumlah ini merupakan persediaan akhir tahun terendah yang tercatat di Indonesia sejak tahun 2015.
Dengan demikian dilansir Palm Pulse, berakhirnya musim semi produksi minyak sawit di bulan Maret dapat menyebabkan harga minyak sawit mencerminkan antisipasi pemulihan produksi di bulan April.
Pasokan kedelai mendatang dari Amerika Selatan diperkirakan akan mempengaruhi harga kedelai global. Kemajuan panen kedelai Brazil telah mencapai 48% pada tanggal 29 Februari, dengan proyeksi mencapai 70% pada bulan Maret. Panen kedelai di Argentina diperkirakan akan dimulai pada paruh kedua bulan Maret.
BACA JUGA: Presiden Joko Widodo Resmikan Pabrik Percontohan Minyak Makan Merah di Sumut
Baik Malaysia maupun Indonesia saat ini memiliki persediaan minyak sawit yang rendah. Menurut GAPKI, persediaan minyak sawit Indonesia mencapai 3,14 juta ton per Desember 2023.