InfoSAWIT, SURABAYA – Di tengah dinamika industri kelapa sawit Indonesia, Ketua Bidang Penelitian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Dwi Asmono, mengungkapkan bahwa riset di sektor ini kini mengarah pada tiga grand direction besar. Selain fokus pada sektor pangan dan energi, aspek keberlanjutan menjadi kunci, membuka pintu bagi riset dalam pengembangan green energy.
Dwi Asmono, yang juga menjabat sebagai Direktur PT Sampoerna Agro Tbk., menyebutkan bahwa di sektor hulu, riset memiliki dua paradigma utama yang perlu dipertimbangkan oleh para periset. Pertama, melalui inovasi berbasis technology boost, yang menciptakan berbagai pilihan teknologi dan inovasi untuk kemudian didorong agar diadopsi oleh industri. Kedua, menggunakan paradigma riset berdasarkan model customer pull, yaitu menarik riset dari kebutuhan langsung para pelaku industri.
Sebagai contoh, Dwi Asmono mencoba melihat isu produktivitas dalam industri kelapa sawit. Saat ini, ada kecenderungan produktivitas yang stagnan, sehingga perlu identifikasi cepat terhadap faktor-faktor potensial yang dapat menjadi kritis untuk meningkatkan produktivitas, berdasarkan kebutuhan langsung pelaku industri (customer pull).
BACA JUGA:
Lantas menekankan pentingnya identifikasi sumber daya genetik kelapa sawit di Indonesia. Meskipun breeding kelapa sawit di Indonesia telah cukup kuat, sumber daya genetiknya masih tergolong lemah.
Pertanyaan mendasar pun muncul, apakah praktik berkelanjutan di masa depan akan menghadapi masalah terkait sumber daya genetik?, “Sustainable practices kedepan apakah akan ada kemungkinan masalah, nah, pada aspek itulah kita harus fokus,” kata Dwi Asmono. (T2)