InfoSAWIT, JAKARTA – Berawal hanya 124 ekor sapi, berkat program Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (SISKA), sapi milik anggota Gapoktan Tani Maju membludak dua kali lipat. Kemitraan peternakan sapi berdampak positif bagi kesejahteraan petani.
Kemitraan sawit saat ini tak hanya sebatas pola inti plasma yang berkaitan dengan pola budidaya kelapa sawit saja, lantaran seperti petani sawit di Desa Wonorejo, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, pola kemitraan itu dikembangan juga untuk budidaya peternakan sapi.
Diungkapkan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Tani Maju, Sugino (52), petani sawit plasma yang juga turut dalam membudidayakan peternakan sapi berjumlah 24 petani, dimana masing-masing petani itu memiliki kebun sawit sekitar 2 hektare (ha) per KK.
BACA JUGA: Jatmiko: Wujudkan PalmCo Raksasa Perusahaan Perkebunan Sawit Dunia
Awal kemitraan itu telah dilakukan dengan PT Buana Karya Bhakti semenjak tahun 2021 silam, kata Sugino, dari dorongan guna mengikuti program Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Ku Intip).
Dari kemitraan tersebut Gapoktan memperoleh bantuan berupa Electronic fan, kandang jepit satu paket, kandang karantina ukuran 9×30 m. “Serta bantuan sapi betina sebanyak 20 ekor berasal dari Balai Benih dan Inseminasi Buatan Singosari, sementara 4 ekor betina lainnya dari BPTU HPT Pelaihari,” katanya kepada InfoSAWIT, saat acara Field Visit di PT SISKA, akhir Desember 2023 lalu.
Kemitraan tersebut juga rupanya tidak hanya terbatas pada pengadaan sapi dan penunjangnya, tetapi juga memberikan kesempatan petani bisa memanfaatkan lahan grazing atau ladang untuk penggembalaan sapi.
BACA JUGA: Malaysia Ekspansi Lembaga Penelitian Sawit ke Tiongkok
Kata Sugino, selain lahan grazing, perusahaan juga kerap memberikan bantuan lain berasal dari program Corporate Social Responsibility (CRS) dan program pendampingan bagi peternak, yang pada akhirnya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
