InfoSAWIT, JAKARTA – Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan diversifikasi tanaman, sebuah kampanye diluncurkan untuk mendorong para anggota agar mulai membuka wawasan dan kesempatan dalam melakukan kegiatan penanaman padi gogo di lahan peremajaan sawit mereka.
Kendati memiliki waktu yang singkat, lantaran penerapan integrasi sawit dengan padi gogo hanya sekitar 3 tahun saja dari waktu peremajaan sawit dilakukan, tetapi mampu membuka peluang tambahan pendapatan dan ketahanan pangan bagi petani sawit. Karena bila dilakukan diatas 3 tahun maka tajuk sawit akan menutup gawangan pohon kelapa sawit.
Namun demikian sebagai langkah awal, perlu dilakukan uji coba penanaman padi gogo yang terkoordinasi dengan dinas pertanian dan badan ketahanan pangan setempat. Diungkapkan, Ketua Umum Rumah Sawit Indonesia (RSI), Kacuk Sumarto, keterlibatan instansi terkait ini sangat penting untuk memastikan metode dan teknik yang digunakan sesuai dengan standar agronomi yang baik. Selain itu, dukungan dari Bupati setempat akan dimohonkan guna memperkuat legitimasi dan keberhasilan program ini di tingkat daerah.
“Membuat uji coba penanaman dengan berkoordinasi dengan dinas pertanian dan badan ketahan pangan setempat, dan tentunya memohon dukungan kepada Bupati setempat,” katanya kepada InfoSAWIT, dalam sebuah wawancara belum lama ini.
BACA JUGA: Pendapatan Bumitama Naik 8 Persen pada Kuartal Pertama di 2024
Lebih lanjut kata Kacuk, kampanye ini juga akan melibatkan berbagai pihak yang dapat menjadi penyedia benih dan sarana produksi lainnya. Off taker, atau pembeli hasil panen, juga akan dilibatkan sejak awal untuk memastikan adanya pasar yang siap menampung hasil produksi padi gogo. “Koordinasi ini akan menjamin kelancaran seluruh proses, mulai dari penanaman hingga distribusi hasil panen,” kata Kacuk.
Sementara bagi lahan yang dimiliki oleh petani, diharapkan adanya perusahaan mitra yang bersedia menjadi pendamping. Peran pendamping ini penting untuk memberikan bimbingan teknis dan manajerial kepada petani, sehingga mereka dapat mengelola lahan mereka dengan lebih efektif dan efisien.
“Pendampingan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas petani dalam hal pengetahuan dan keterampilan bertani padi gogo,” kata Kacuk.
BACA JUGA: Hingga April 2024, Bank Riau Kepri Syariah Telah Salurkan Dana PSR Untuk 353 Petani
Untuk mencapai keberhasilan jangka panjang, kemitraan dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah, sangat diperlukan. Bersama dengan pemerintah, akan disusun regulasi yang mendukung penanaman tanaman sela ini.
“Bermitra dengan Pemerintah (Pusat maupun Daerah) untuk menyusun regulasi tanaman sela ini agar bisa memberikan manfaat bagi pelaku dan secara nasional, serta terjaga sustainability tanaman induknya,” tandas Kacuk. (T2)