InfoSAWIT, SINGAPURA – Harga jagung di bursa Chicago sedikit menguat pada perdagangan Selasa, (27/8/20254) namun tetap berada di dekat level terendah dalam empat tahun. Kenaikan tipis ini terjadi di tengah ekspektasi produksi jagung AS yang mencetak rekor dan penjualan persediaan jagung lama oleh petani.
Harga kontrak jagung paling aktif di Chicago Board of Trade (CBOT) naik 0,1% menjadi $3,86-3/4 per bushel pada pukul 02:59 GMT, setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak tahun 2020 di $3,85 per bushel pada Senin.
Dilansir Reuters, harga gandum turun 0,2% menjadi $5,23-3/4 per bushel, dan kedelai juga melemah 0,2% menjadi $9,79-1/4 per bushel. Penurunan harga gandum sebagian besar disebabkan oleh pasokan yang melimpah dari wilayah Laut Hitam, sementara kedelai tertekan oleh prospek panen yang besar di AS.
BACA JUGA: Rendahnya Penyerapan Pupuk Bersubsidi, Ombudsman Saran Akses Dipermudah
Meskipun harga jagung tetap rendah, seorang pedagang yang berbasis di Singapura mengatakan, “Kami tidak melihat banyak penurunan lebih lanjut pada harga jagung dari level saat ini, karena produksi jagung AS yang mencetak rekor telah diperhitungkan di pasar.”
Dilansir Reuters, laporan dari tur panen yang dilakukan oleh layanan penasihat ProFarmer memperkirakan hasil panen yang mencetak rekor di negara bagian penghasil utama seperti Illinois dan Iowa, yang memperkuat gambaran kelebihan pasokan global. ProFarmer juga melaporkan bahwa panen kedelai AS akan lebih besar dari perkiraan rekor pemerintah.
Namun, gelombang panas dan kurangnya curah hujan di sebagian wilayah Midwest AS dapat merusak tanaman kedelai selama tahap perkembangan kunci, sehingga menimbulkan ketidakpastian mengenai realisasi hasil panen yang diproyeksikan.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Swadaya Riau Periode 28 Agustus – 3 September 2024 Tertinggi Rp 3.016,28/kg
Di Eropa, layanan pemantauan tanaman MARS pada Senin menurunkan sebagian besar perkiraan hasil biji-bijian rata-rata untuk kawasan tersebut tahun ini, dengan pengurangan tajam lainnya untuk jagung akibat cuaca panas yang terus mempengaruhi tanaman di Eropa tenggara.