InfoSAWIT, SAMARINDA – Lahan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur seluas 1.345.364 hektare memiliki peran penting dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) dan mengurangi dampak pemanasan global. Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur (Kadisbun Kaltim), Ence Achmad Rafiddin Rizal, menyampaikan bahwa perkebunan sawit yang tersebar di provinsi ini secara signifikan membantu menyerap karbon.
Menurut data, dari total izin usaha perkebunan (IUP) seluas 2.317.795 hektare, 342 perusahaan di Kaltim telah memperoleh izin untuk mengelola lahan. Sementara itu, hak guna usaha (HGU) mencakup 1.263.745 hektare dari 240 HGU yang ada.
“Luas tanam kelapa sawit di Kaltim mencapai 1.345.364 hektare, yang terdiri dari kebun inti seluas 971.271 hektare dan kebun plasma atau kebun rakyat sebesar 373.212 hektare,” jelas Ence Achmad Rafiddin Rizal, Senin, di Samarinda.
BACA JUGA: Cara Menggenjot Produktivitas Sawit di Lahan Marginal
Ence menambahkan, emisi GRK merupakan isu global yang perlu ditangani dengan serius. Dampaknya sudah dirasakan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kalimantan Timur menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang berhasil mengimplementasikan program Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) Carbon Fund, sebuah inisiatif yang berfokus pada pencegahan deforestasi dan degradasi hutan. Program ini telah mendapat apresiasi dari Bank Dunia dalam bentuk penghargaan berbasis kinerja.
Sebagai daerah yang menerapkan prinsip keberlanjutan dalam pembangunan perkebunan, Ence menekankan pentingnya dukungan dari seluruh pelaku usaha, baik pekebun maupun perusahaan, untuk berpartisipasi aktif dalam menurunkan emisi karbon. “Usaha perkebunan tidak hanya menyerap karbon, tetapi juga menghasilkan emisi, seperti dari operasional kebun, penggunaan transportasi, dan proses produksi di pabrik,” ungkapnya dikutip InfoSAWIT dari Antara, Selasa (10/9/2024).
Perkebunan kelapa sawit dianggap sebagai media penyimpanan karbon yang signifikan. Ence mencontohkan, sebuah pabrik kelapa sawit dengan kapasitas produksi 60 ton per jam dapat menyerap sekitar 199.620 ton CO2 ekuivalen per tahun melalui tanaman yang dikelola.
BACA JUGA: Maksimalkan Hasil, Palmco Adopsi Teknologi Digital Dalam Mengelola Perkebunan Sawitnya
Dengan perkebunan sawit yang mampu menyerap karbon dari udara dan menyimpannya dalam pohon dan tanah, Kalimantan Timur diharapkan terus memainkan peran penting dalam menurunkan emisi GRK, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan produktivitas perkebunan. (T2)