InfoSAWIT, MUMBAI – Impor minyak sawit India pada Agustus 2024 mengalami penurunan lebih dari seperempat dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh stok yang melimpah dan margin negatif yang mendorong para penyuling untuk mengurangi pembelian minyak tropis tersebut, menurut laporan dari lima pedagang pada Selasa.
Sebagai importir minyak nabati terbesar di dunia, penurunan pembelian oleh India dapat menyebabkan peningkatan stok minyak sawit di negara-negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia, yang berpotensi menekan harga acuan di pasar berjangka.
Menurut estimasi dari para pedagang, impor minyak sawit India turun 27% pada Agustus menjadi 791.000 ton metrik dibandingkan bulan Juli.
BACA JUGA: Produksi CPO Malaysia Naik 2,9 Persen di Agustus 2024, Ekspor Justru Turun
“Pada Juli, impor jauh melebihi kebutuhan lokal, sehingga penyuling mengurangi impor bulan ini,” kata Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, sebuah perusahaan perantara minyak nabati, dikutip InfoSAWIT dari Hellenicshippingnews, Rabu (11/9/2024).
Lebih lanjut kata Sandeep Bajoria, selain itu, setelah kenaikan harga minyak sawit baru-baru ini, membuat harga minyak sawit menjadi setara dengan minyak kedelai, sehingga tidak ada insentif untuk membeli minyak sawit.
Biasanya, minyak sawit diperdagangkan dengan harga lebih rendah dibandingkan minyak nabati lunak seperti minyak kedelai, tetapi untuk pengiriman bulan September, minyak sawit ditawarkan dengan harga yang sama dengan minyak nabati lunak lainnya.
BACA JUGA: Sektor Sawit Sumbang Rp 88 Triliun Kepada APBN Pada 2023
Rajesh Patel, mitra pengelola di pedagang dan pialang minyak nabati GGN Research, mengatakan bahwa margin penyulingan untuk minyak sawit berada di zona negatif pada Agustus, yang mendorong pembeli untuk mengurangi pembelian.