Setelah RAN-KSB Usai Muncul Strategi dan Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (SANAS KSB)

oleh -3400 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. Istimewa/ Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa industri kelapa sawit juga memberikan dampak positif dalam penciptaan lapangan kerja.

InfoSAWIT, JAKARTA Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyataka beberapa kebijakan baru yang akan diterapkan untuk mendukung keberlanjutan industri kelapa sawit, salah satunya adalah penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Strategi dan Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (SANAS KSB) Tahun 2025-2029. Langkah ini diambil untuk memperkuat tata kelola kelapa sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Terlebih industri kelapa sawit terus memainkan peran strategis dalam perekonomian Indonesia dengan kontribusi signifikan terhadap pasar minyak nabati global. Menyumbang 42% dari total pasokan minyak nabati dunia dan menguasai sekitar 60% pangsa pasar Crude Palm Oil (CPO), industri ini berperan penting dalam ekspor non-migas Indonesia dengan nilai mencapai US$ 40 miliar atau sekitar 14,2% dari total ekspor non-migas nasional.

Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa industri kelapa sawit juga memberikan dampak positif dalam penciptaan lapangan kerja. “Industri ini menyerap langsung 2,4 juta pekebun swadaya dan secara langsung maupun tidak langsung menyediakan 16 juta lapangan kerja,” ungkapnya dalam Seminar Policy Brief Peserta PKN Tingkat I Angkatan LX Lembaga Administrasi Negara (LAN) 2024, di Jakarta pada Rabu (2/10).

BACA JUGA: Kementan Dorong Tumpang Sari Padi Gogo dengan Sawit di Palangkaraya Upaya Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Dimana pertumbuhan sektor perkebunan, termasuk sawit, juga tercatat positif pada triwulan II 2024 dengan peningkatan sebesar 5,05%.

Di samping itu, Airlangga menyoroti pentingnya Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang didirikan pada 2015 sebagai lembaga strategis dalam merumuskan kebijakan dari hulu ke hilir industri sawit. BPDPKS juga memfasilitasi program mandatori biodiesel yang telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 32,6 juta ton CO2 pada tahun 2023 melalui program B35. Pada 2024, target penyaluran B35 sebesar 13,4 juta kiloliter, dan pemerintah tengah mempersiapkan penerapan B40 pada 2025 dengan target penyaluran 16,08 juta kiloliter serta potensi penghematan devisa sebesar Rp158,86 triliun.

“Indonesia berkomitmen mengurangi ketergantungan pada impor solar dengan mendorong produksi biofuel domestik, dari B35 menuju B40 dan bahkan B100 di masa mendatang,” ujar Airlangga dikutip InfoSAWIT, Jumat (4/10/2024).

BACA JUGA: PERISAI 2024: Pemerintah Tekankan Pentingnya Transformasi strategi dan kebijakan Untuk Mendukung Industri Kelapa Sawit

Pemerintah juga tengah mengembangkan palm kernel expeller (PKE) atau bungkil sawit sebagai pakan ternak serta bahan baku bioetanol, yang diharapkan dapat diakui sebagai Sustainable Aviation Fuel (SAF) oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) melalui skema CORSIA.

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com