InfoSAWIT, JAKARTA – Guna menggenjot produktivitas perkebunan kelapa sawit nasional, diakui terdapat sederet faktor yang acap mempengaruhi. Namun mendatangkan spesies serangga penyerbuk baru menjadi satu dari sekian banyak pilihan, guna mengerek produksi.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia beberapa tahun terakhir memperoleh kabar kurang enak, lantaran dihadapkan pada penurunan produksi. Meskipun untuk sebagian kebun sawit memperlihatkan produksi yang stabil, tetapi sayangnya tidak ada lonjakan yang signifikan. Jelas ini adalah masalah yang harus segera diatasi.
Indikasi penurunan produktivitas ini akhirnya sampai di telinga Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Pada akhirnya mendorong GAPKI mencari sesuatu yang dapat membawa perubahan besar bagi industri kelapa sawit di tanah air. Akhirnya, mendatangkan serangga Elaidobius spesies baru, dipercaya mampu memberikan harapan guna menggenjot produksi.
BACA JUGA: Menhut Gelar Tiga Rapat di Rumpin Bogor, Diantaranya Terkait Tata Kelola Sawit di Kawasan Hutan
Oleh sebab itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bersama Direktorat Jenderal Perkebunan dan BPDPKS memutuskan untuk mengambil langkah berani. Mereka pun ingin memperkenalkan spesies baru serangga penyerbuk sawit dari benua Afrika, spesies yang diyakini dapat mendongkrak produktivitas sawit Indonesia yang telah lama jalan ditempat, bahkan cenderung menurun.
Alasan di balik keputusan ini cukup sederhana namun mendalam. Selama bertahun-tahun, petani dan pelaku sawit di Indonesia mengandalkan hanya satu jenis serangga penyerbuk yang didatangkan dari Kamerun via Malaysia pada tahun 1983. Namun, waktu telah membuat serangga-serangga ini malas bekerja, terutama saat hujan tiba. Hasilnya, produksi sawit menurun, dan harapan petani dan pelaku untuk peningkatan produksi pun meredup.
Namun, serangga jenis baru ini berbeda. Elaeidobius dari spesies lain tidak kenal lelah, bahkan saat hujan mengguyur perkebunan sawit. Dengan semangat tak kenal menyerah, serangga itu tetap melakukan penyerbukan, memastikan setiap bunga sawit mendapat peluang untuk berkembang menjadi buah yang matang.
BACA JUGA: Pj Gubernur Riau Sambut Baik Transformasi PalmCo dalam Manajemen PTPN
GAPKI dan timnya yakin, dengan kedatangan spesies baru ini, produktivitas sawit nasional bisa melonjak. Mereka memproyeksikan peningkatan hingga 5 persen pada awal pelepasan, dan harapan besar ini terus membumbung, menargetkan capaian produksi maksimal menjelang tahun 2045.