InfoSAWIT, PONTIANAK – Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Barat, Heronimus Hero, mengungkapkan bahwa program Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (SISKA) di Kalimantan Barat telah mencatat perkembangan signifikan dengan populasi sapi mencapai 2.000 ekor.
“Kami sudah memiliki 13 klaster program SISKA di Kalbar dengan populasi sapi mencapai 2.000-an ekor,” ujar Heronimus Hero di Pontianak, dikutip InfoSAWIT dari Antara, Senin (18/11/2024).
Program SISKA mengintegrasikan peternakan sapi dengan perkebunan kelapa sawit, yang dinilai mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian secara berkelanjutan. Heronimus optimistis program ini dapat terus berkembang, dengan target menambah 1.000 ekor sapi setiap tahun.
BACA JUGA: Eksekutif COFCO: Impor Kedelai China Diperkirakan Turun 9,5% pada 2025
“Sapi integrasi kelapa sawit ini sangat potensial di Kalbar. Dalam satu hingga dua tahun ke depan, kami berharap bisa menambah kurang lebih 1.000 ekor sapi lagi,” tambahnya.
Heronimus menjelaskan bahwa salah satu tujuan utama program ini adalah memanfaatkan lahan konsesi untuk pengembangan peternakan sapi. Melalui kolaborasi antara perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi, program ini menjadi solusi inovatif untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan.
“Kondisi lahan di Kalbar sebagian besar merupakan lahan konsesi. Karena itu, kami mengandalkan kolaborasi antara perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi untuk mengembangkan komoditas sapi di wilayah ini,” jelasnya.
BACA JUGA: Belitung Timur Susun Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan
Saat ini, program SISKA telah berjalan di enam kabupaten, yakni Landak, Sanggau, Bengkayang, Sambas, dan Sintang. Dengan total 13 klaster, program ini terus digencarkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis agribisnis di Kalbar.