InfoSAWIT, JAKARTA – Potensi yang dimiliki spesies baru Elaidobius kamerunicus dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit sangat menjanjikan. Namun, seperti yang diungkapkan Agronomy Division Head dari PT Union Sampoerna Triputra Persada, Marlon Sitanggang, keberhasilan adopsi spesies baru ini harus diimbangi dengan pendekatan yang hati-hati dan terukur.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Elaidobius kamerunicus telah memberikan kontribusi besar dalam peningkatan produktivitas kelapa sawit selama ini. Namun, seperti halnya semua teknologi, ada beberapa kelemahan yang melekat pada spesies lama kumbang ini.
Salah satu kelemahan utama adalah ketergantungan pada kondisi lingkungan. Kumbang ini sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan kelembaban, yang dapat mempengaruhi populasi dan aktivitas penyerbukannya. Dengan perubahan iklim yang semakin tidak dapat diprediksi, ini bisa menjadi tantangan besar bagi keberlanjutan produktivitas kelapa sawit.
BACA JUGA: Diplomasi Buruh dan Pengusaha Sawit ke Uni Eropa, Lakukan Dialog Bipartit
Selain itu, spesies lama Elaidobius kamerunicus mungkin lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu. Di lapangan, telah diamati bahwa Cosmolestes dan laba-laba merupakan musuh alami dari kumbang ini, yang dapat mengurangi efektivitas penyerbukannya.
“Efisiensi penyerbukan yang terbatas juga menjadi masalah, terutama di perkebunan yang luas di mana populasi kumbang mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan penyerbukan. Aktivitas manusia, seperti penggunaan pestisida, juga dapat mengganggu populasi kumbang ini, mengurangi efektivitasnya dalam penyerbukan,” kata Marlon kepada InfoSAWIT, belum lama ini.
Kurangnya diversitas genetik juga menjadi perhatian. Jika populasi kumbang berasal dari sumber yang sama atau memiliki keragaman genetik yang rendah, mereka mungkin kurang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau serangan patogen baru. Selain itu, efektivitas penyerbukan Elaidobius kamerunicus mungkin tidak sama untuk semua spesies kelapa sawit.
BACA JUGA: Mukomuko Siap Jadi Pusat Energi Hijau dengan PLTBm Berbasis Limbah Kelapa Sawit
Beberapa spesies mungkin memerlukan penyerbuk tambahan atau berbeda untuk mencapai tingkat penyerbukan yang optimal. Mengatasi kelemahan-kelemahan ini melalui pengembangan spesies baru atau praktik manajemen yang lebih baik dapat membantu meningkatkan produktivitas dan ketahanan perkebunan kelapa sawit.
Namun, tidak ada jaminan pasti bahwa spesies baru Elaidobius kamerunicus akan langsung meningkatkan produktivitas kelapa sawit. Keberhasilannya bergantung pada penelitian dan pengujian yang mendalam. Spesies baru ini harus melalui uji coba lapangan yang ekstensif di berbagai kondisi iklim dan tanah untuk memastikan bahwa mereka benar-benar meningkatkan efisiensi penyerbukan dan hasil panen. Selain itu, spesies baru ini juga harus mampu beradaptasi dengan baik terhadap berbagai kondisi lingkungan yang mungkin berbeda dari lokasi asalnya.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Naik 0,53 Persen Pada Kamis (28/11), Harga CPO di Bursa Malaysia Menguat
Dalam konteks ini, penting untuk mengukur efektivitas penyerbukan spesies baru dibandingkan dengan spesies lama. Ini bisa dilakukan melalui peningkatan jumlah buah yang terbentuk dan kualitas buah yang dihasilkan. Resistensi terhadap hama dan penyakit juga menjadi faktor kunci, karena spesies baru harus lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit untuk memastikan bahwa populasi kumbang tetap stabil dan efektif dalam penyerbukan. (T2)