InfoSAWIT, JAKARTA – Laporan terbaru dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengungkapkan bahwa ekspor minyak sawit pada Oktober 2024 mencatat kenaikan signifikan ke sejumlah negara tujuan. Kenaikan ini terlihat di India, Uni Eropa (EU), Afrika, Pakistan, Timur Tengah, Bangladesh, dan Malaysia. Namun, ekspor ke China dan Amerika Serikat (USA) mengalami penurunan.
Ekspor ke India mencatat lonjakan terbesar, naik dari 242 ribu ton pada September menjadi 719 ribu ton pada Oktober. Sementara itu, ekspor ke Uni Eropa meningkat dari 230 ribu ton menjadi 294 ribu ton. Ekspor ke Pakistan bertambah dari 174 ribu ton menjadi 237 ribu ton, Timur Tengah dari 112 ribu ton menjadi 171 ribu ton, Bangladesh dari 35 ribu ton menjadi 111 ribu ton, dan Malaysia dari 73 ribu ton menjadi 91 ribu ton. Sebaliknya, ekspor ke China turun dari 487 ribu ton pada September menjadi 437 ribu ton pada Oktober, sedangkan ekspor ke USA merosot dari 231 ribu ton menjadi 158 ribu ton.
Secara tahunan (YoY) hingga September, ekspor ke China pada 2024 tercatat lebih rendah 33,3% dibandingkan 2023. Penurunan juga terjadi pada ekspor ke India (10,7%), Bangladesh (26,7%), dan Malaysia (34,3%). Namun, ekspor ke Timur Tengah meningkat 18,2%, dan Pakistan naik 1,3%. Secara keseluruhan, ekspor minyak sawit nasional pada 2024 untuk periode Januari hingga Oktober tercatat lebih rendah 10,0% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
BACA JUGA: Kades Tri Mulya Jaya Diduga Lakukan Pungli, Ratusan Petani Sawit Terancam Gagal Sertifikasi RSPO
Dari segi nilai, ekspor minyak sawit pada Oktober 2024 mencapai US$ 2.943 juta, naik 34,82% dibandingkan nilai ekspor September yang sebesar US$ 2.183 juta. Meski demikian, secara YoY hingga September, nilai ekspor 2024 masih lebih rendah 12,2%, dengan total US$ 22.472 juta dibandingkan US$ 25.584 juta pada periode yang sama tahun 2023.
Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, menjelaskan bahwa meskipun terjadi peningkatan ekspor pada Oktober, penurunan secara tahunan mencerminkan tantangan pasar global yang dihadapi industri kelapa sawit Indonesia. “Ini menunjukkan perlunya strategi yang lebih adaptif untuk menghadapi dinamika permintaan dan pasar internasional,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT, Kamis (26/12/2024).
BACA JUGA: Produksi Minyak Sawit Indonesia Naik pada Oktober 2024
Kenaikan ekspor pada Oktober memberikan optimisme terhadap pemulihan pasar, terutama di negara-negara seperti India dan Uni Eropa. Namun, penurunan ekspor ke China dan USA menjadi perhatian utama bagi para pelaku industri untuk memastikan keberlanjutan pasar di masa mendatang. (T2)