InfoSAWIT, JAKARTA – Papua Nugini (PNG) kini resmi bergabung dengan Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC), menjadi negara anggota keempat dalam organisasi ini. Langkah ini tidak hanya menegaskan komitmen PNG terhadap keberlanjutan, tetapi juga memperkuat posisi strategis CPOPC di panggung global.
Seremoni penerimaan keanggotaan PNG digelar di Sekretariat CPOPC, Jakarta, dengan format hybrid. Acara ini menjadi momen penting setelah proses aplikasi formal yang diajukan sejak Oktober 2020. Dokumen aksesi diserahkan oleh Gregory Hombuahin, Menteri Konselor Kedutaan Besar PNG di Jakarta, dan Kepson Pupita, Sekretaris Jenderal Perusahaan Industri Kelapa Sawit PNG, kepada Sekretaris Jenderal CPOPC, Rizal Affandi Lukman.
Bergabungnya PNG bukan hanya langkah administratif, tetapi juga simbol solidaritas kawasan Asia-Pasifik. Sebagai tetangga dekat Indonesia, PNG memiliki sejarah kerja sama yang panjang. “Keanggotaan ini membuka peluang kolaborasi lebih dalam dalam praktik berkelanjutan dan ketahanan pasar,” ujar Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Dida Gardera dalam keteragan resmi diterima InfoSAWIT, Kamis (2/1/2025).
BACA JUGA: Harga Minyak Sawit Bursa Berjangka Malaysia Turun Pada Kamis (2/1), Dipicu Aksi Jual
Solidaritas regional ini diperkuat dengan dukungan Malaysia, salah satu pendiri CPOPC. Puan Nurul Marha Mohamed dari Kementerian Perladangan dan Komoditas Malaysia menyebut aksesi ini sebagai bukti dedikasi PNG terhadap pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Dengan 88,8% produksi minyak sawit dunia kini berada di bawah pengawasan CPOPC, organisasi ini semakin menunjukkan perannya sebagai kekuatan utama dalam membentuk kebijakan industri global. Keanggotaan PNG memberikan peluang baru untuk memperkuat posisi negosiasi di pasar internasional, terutama dalam menghadapi tantangan perdagangan dan regulasi.
“Bergabungnya Papua Nugini memperkaya dialog dan strategi global untuk kemajuan industri ini,” kata Wakil Menteri Pertanian Honduras, Lid Roy Lazo Rodriguez.
BACA JUGA: BK dan CPO untuk Januari 2025 ditetapkan US$ 257,46 Per ton
Bagi PNG, keanggotaan ini membuka jalan untuk memperkuat standar keberlanjutan di industri kelapa sawitnya, yang menjadi salah satu sektor utama perekonomian negara. Sekretaris Jenderal Perusahaan Industri Kelapa Sawit PNG, Kepson Pupita, menegaskan, “Langkah ini adalah tonggak penting untuk memastikan keberlanjutan sekaligus mendukung kesejahteraan petani kecil kami.”
Dengan bergabungnya Papua Nugini, CPOPC tidak hanya memperluas pengaruhnya, tetapi juga menunjukkan bahwa kerja sama lintas negara mampu menjadi solusi atas tantangan global dalam sektor minyak sawit. Ini adalah bukti nyata bahwa keberlanjutan dan kolaborasi bisa berjalan beriringan, membawa manfaat bagi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat. (T2)