InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Harga minyak kelapa sawit berjangka Malaysia melemah pada Kamis (2/1), menyusul aksi jual yang dipicu oleh melambatnya momentum kenaikan awal yang didorong oleh minyak nabati Dalian, pesaing utamanya.
Dilansir Reuters, harga Kontrak acuan minyak kelapa sawit FCPOc3 untuk pengiriman Maret 2025 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange tercatat turun 1,33%, menjadi RM 4.389 (sekitar US$ 980,56) per metrik ton pada jeda tengah hari. Sebelumnya, harga sempat naik hingga 1,8% di awal perdagangan.
Seorang pedagang berbasis di Kuala Lumpur mengungkapkan bahwa kenaikan awal tersebut didorong oleh pergerakan positif minyak kedelai Dalian. “Namun, kurangnya berita pendukung atau tindak lanjut yang cukup untuk mempertahankan momentum kenaikan memicu aksi jual,” ujarnya.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Kaltim Periode II-Desember 2024 Naik Rp 112,83 Per Kg
Di pasar minyak nabati lainnya, harga kontrak minyak kedelai Dalian DBYcv1 hanya naik 1,56% setelah memangkas kenaikan awal, sementara harga kontrak minyak kelapa sawit Dalian DCPcv1 berbalik melemah dengan penurunan 0,58%. Di sisi lain, perdagangan minyak kedelai di Chicago Board of Trade (BOcv1) tutup sehubungan dengan libur Tahun Baru.
Minyak kelapa sawit cenderung bergerak seiring harga minyak nabati lainnya karena persaingan dalam merebut pangsa pasar global.
Merujuk informasi dari Kementerian Perdagangan diterima InfoSAWIT, harga Referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (tarif BLU BPDP-KS) periode 1–31 Januari 2025 ditetapkan sebesar US$ 1.059,54 per metrik ton (MT). Angka ini menunjukkan penurunan sebesar US$ 12,13 atau 1,13 persen dibandingkan dengan HR CPO periode Desember 2024 yang berada di angka US$ 1.071,67 per MT.
BACA JUGA: TNI dan Polri Didorong Jaga Keamanan Kebun Sawit sebagai Aset Strategis Negara
Sementara itu, ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia pada Desember dilaporkan turun. Data dari AmSpec Agri Malaysia mencatat penurunan sebesar 2,5%, sementara Intertek Testing Services melaporkan penurunan hingga 7,8%.
Nilai mata uang Ringgit Malaysia (MYR) melemah 0,18% terhadap dolar AS pada Kamis, menjadikan minyak sawit lebih murah bagi pembeli internasional yang menggunakan mata uang asing. (T2)