InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Dewan Minyak Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Board/MPOB) memproyeksikan tahun yang menjanjikan bagi industri kelapa sawit pada 2025. Pasokan global yang ketat dan permintaan yang kuat diperkirakan akan menjaga stabilitas harga minyak sawit mentah (CPO).
“Dengan stok awal minyak sawit yang rendah dan harga yang kuat sebagai dasar, 2025 diproyeksikan menjadi tahun keuangan yang menjanjikan bagi industri ini. Proyeksi ini mencerminkan kinerja positif untuk tahun tersebut,” ujar Direktur Jenderal MPOB Datuk Dr Ahmad Parveez Ghulam Kadir dikutip InfoSAWIT dari Theedgemalaysia, Rabu (15/1/2025).
Harga CPO diperkirakan rata-rata antara RM4.000 hingga RM4.300 per ton pada 2025, setelah mencatat rata-rata RM4.179,50 per ton pada 2024 dan RM3.809,50 per ton pada 2023. Harga rata-rata bulanan tertinggi pada 2024 adalah RM5.119,50 per ton di bulan Desember, dengan harga harian tertinggi mencapai RM5.333,50 per ton pada 6 Desember. Pada hari Selasa, kontrak berjangka pengiriman bulan ketiga diperdagangkan di harga RM4.496.
BACA JUGA: Harga CPO Diprediksi Menguat, Dipengaruhi Pasar Minyak Kedelai dan Permintaan Global
Mandat biodiesel B40 Indonesia, yang awalnya dijadwalkan berlaku pada 1 Januari 2025, tertunda karena penyesuaian infrastruktur dan pertimbangan teknis. Setelah diterapkan, mandat ini diperkirakan akan secara signifikan mengurangi ketersediaan minyak sawit untuk ekspor, sehingga memperketat pasokan global. “Hal ini akan memberikan tekanan ke atas pada harga,” kata Ahmad Parveez.
Selain itu, peningkatan permintaan biodiesel di Amerika Serikat dan perubahan pola produksi pertanian di negara tersebut, dengan lebih banyak lahan dialokasikan untuk jagung daripada kedelai, dapat memperburuk kekurangan pasokan minyak nabati global.
MPOB memperkirakan produksi CPO Malaysia akan meningkat sedikit dari 19,34 juta ton pada 2024 menjadi 19,5 juta ton pada 2025. Ekspor minyak sawit diperkirakan meningkat dari 16,9 juta ton pada 2024 menjadi 17,3 juta ton pada 2025, dengan stok diproyeksikan turun dari 1,7 juta ton menjadi 1,6 juta ton. Persediaan minyak sawit diperkirakan tetap di bawah dua juta ton sepanjang tahun, yang akan terus mendukung stabilitas harga.
MPOB menegaskan kembali fokusnya pada keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan, stabilitas ekonomi, dan tanggung jawab sosial dalam sektor kelapa sawit. “Kementerian dan lembaga akan terus bekerja sama erat untuk menangani masalah lingkungan sambil mempromosikan stabilitas ekonomi dan sosial, memastikan masa depan yang berkelanjutan dan seimbang bagi industri ini,” tandas Ahmad Parveez. (T2)