InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Harga minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan akan tetap stabil pada 2025, dengan rata-rata antara RM4.000 hingga RM4.300 per ton. Proyeksi ini mengikuti tren positif harga rata-rata RM4.179,50 per ton pada 2024 dan RM3.809,50 per ton pada 2023. Harga tertinggi pada 2024 tercatat pada bulan Desember, dengan rata-rata bulanan mencapai RM5.119,50 per ton dan puncak harian sebesar RM5.333,50 per ton pada 6 Desember.
Pada Selasa (14/1), kontrak berjangka pengiriman bulan ketiga diperdagangkan di harga RM4.496, mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek industri kelapa sawit tahun ini.
Salah satu faktor yang diprediksi akan memengaruhi harga CPO adalah implementasi mandat biodiesel B40 di Indonesia. Kebijakan yang semula direncanakan berlaku mulai 1 Januari 2025 ini mengalami penundaan karena penyesuaian infrastruktur dan pertimbangan teknis. Namun, setelah diterapkan, kebijakan ini diperkirakan akan mengurangi ketersediaan minyak sawit untuk ekspor secara signifikan, sehingga memperketat pasokan global.
BACA JUGA: PLN Teken MoU dengan Perusahaan di Indragiri Hilir, Dukung Sektor Perkebunan Sawit
“Hal ini akan memberikan tekanan ke atas pada harga,” ungkap Direktur Jenderal Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), Datuk Dr Ahmad Parveez Ghulam Kadir, dikutip InfoSAWIT dari Theedgemalaysia, Minggu (19/1/2025).
Selain itu, permintaan biodiesel yang meningkat di Amerika Serikat serta perubahan alokasi lahan pertanian yang lebih fokus pada jagung dibanding kedelai dapat memperburuk ketatnya pasokan minyak nabati secara global.
Malaysia diperkirakan akan mencatat peningkatan kecil dalam produksi CPO, dari 19,34 juta ton pada 2024 menjadi 19,5 juta ton pada 2025. Ekspor minyak sawit juga diprediksi meningkat dari 16,9 juta ton menjadi 17,3 juta ton pada periode yang sama.
BACA JUGA: FPKMS Bagian Reforma Agraria Melalui Redistribusi Tanah, Bukan Buka Lahan Baru
Meskipun produksi meningkat, stok minyak sawit diproyeksikan turun dari 1,7 juta ton menjadi 1,6 juta ton, dengan total persediaan tetap di bawah dua juta ton sepanjang 2025. Tren ini diyakini akan terus mendukung stabilitas harga di pasar global.
Dengan berbagai dinamika tersebut, tahun 2025 dipandang sebagai tahun yang menjanjikan bagi industri kelapa sawit, sekaligus menegaskan pentingnya kebijakan strategis dalam menjaga keseimbangan antara produksi, permintaan, dan keberlanjutan industri. (T2)