InfoSAWIT, JAKARTA – Di balik rimbun pohon sawit yang menghampar di negeri tropis ini, ada kisah perniagaan yang diam-diam bergelora. Februari 2025 mencatatkan babak baru bagi industri kelapa sawit Indonesia. Ekspor sawit melonjak tinggi, ibarat kapal layar yang menangkap angin sempurna, membawa harum komoditas kebanggaan bangsa ke berbagai penjuru dunia.
Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), mencatat lonjakan ekspor yang mengesankan. Total ekspor sawit bulan Februari menembus angka 2.803 ribu ton, naik drastis 843 ribu ton dari capaian bulan Januari yang hanya 1.960 ribu ton. Lonjakan ini bukan sekadar angka—ini adalah cermin betapa kuatnya daya tarik sawit Indonesia di pasar global.
Produk olahan CPO menjadi bintang utama. Dari 1.449 ribu ton pada Januari, melonjak 43,5% menjadi 2.079 ribu ton di Februari. Sementara ekspor CPO juga ikut terangkat, dari 39 ribu ton menjadi 246 ribu ton. Meski ekspor oleokimia sedikit tersendat—turun 6,2% dari 388 ribu ton menjadi 364 ribu ton—gambaran besar tetap menunjukkan geliat positif.
BACA JUGA: Dari Sawit ke Energi Hijau, Menthobi Karyatama Raya Mantap Masuk Bisnis Berkelanjutan
India, sang raksasa ekonomi Asia Selatan, membuka pintu paling lebar. Ekspor ke Negeri Bollywood ini melonjak dari 112 ribu ton menjadi 387 ribu ton—kenaikan 245%! Pakistan pun tak mau kalah, mencatat lonjakan dari 178 ribu ton menjadi 361 ribu ton. Bangladesh, China, Malaysia, dan bahkan Uni Eropa, semua mencatat peningkatan signifikan.
“Namun, tidak semua pelabuhan menerima dengan tangan terbuka. Rusia, Amerika Serikat, dan Mesir tercatat mengalami penurunan impor sawit dari Indonesia,” kata Mukti dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Sabtu (3/5/2025). Menjadi sebuah pengingat bahwa pasar global tetap dinamis dan penuh tantangan.
Lebih menarik lagi, lonjakan ekspor ini bukan hanya soal volume. Nilai ekspor melonjak 40%, dari US$ 2,274 juta (sekitar Rp36 triliun) pada Januari menjadi US$ 3,192 juta (Rp52 triliun) di Februari. Kenaikan harga CPO di pasar dunia, dari US$ 1.208 menjadi US$ 1.232 per ton, serta pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS turut mendorong capaian ini.
BACA JUGA: DSN Group Buka Program EIFFEL Batch 2: Mengajak Anda Menjadi Pemimpin Masa Depan Perkebunan
Dengan naiknya konsumsi domestik dan ekspor, stok akhir bulan Februari pun ikut menyusut. Dari 2.936 ribu ton di Januari, turun menjadi 2.249 ribu ton—berkurang 753 ribu ton.
Di tengah dinamika global dan tantangan produksi, ekspor sawit Indonesia seperti obor yang tetap menyala. Menembus batas, menyeberangi samudra, dan membuktikan bahwa dari tanah tropis ini, kita masih mampu bersaing di panggung dunia. (T2)