InfoSAWIT, JAKARTA — Di tengah euforia pembagian dividen yang mengetuk angka Rp 18,21 miliar, PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) rupanya tengah mempersiapkan sebuah babak baru dalam sejarah perusahaannya—bertransformasi dari produsen sawit menjadi pelopor energi terbarukan berbasis limbah sawit.
Tidak banyak yang menyadari, di balik rapat tahunan pemegang saham yang digelar belum lama ini, MKTR telah menanam fondasi besar untuk diversifikasi bisnis menuju energi baru terbarukan (EBT). Bukan sekadar jargon hijau, langkah ini ditandai dengan pembangunan fasilitas produksi Biomass EFB Pellet berbahan baku tandan kosong kelapa sawit (tankos), limbah yang selama ini kerap dianggap tak bernilai.
“Produk ini punya kalori tinggi, rendah kandungan kalium dan klorin, sangat cocok untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU),” ujar Direktur Keuangan MKTR, Wawan Sulistyawan dalam keterangannya dikutip Jumat (2/5/2025).
Pabrik mini dengan kapasitas dua ton per hari telah berdiri sejak 2024, dan MKTR menargetkan fasilitas utama rampung pada akhir 2025. Produk biomassa ini disiapkan untuk mendukung program co-firing biomassa yang sedang digencarkan PLN di 52 PLTU di seluruh Indonesia. Langkah tersebut menjadi sinyal bahwa MKTR tak sekadar tumbuh dalam angka, tetapi juga dalam visi.
Meski demikian, capaian kinerja keuangan MKTR tahun 2024 tetap jadi fondasi kokoh. Pendapatan melonjak 41,6% menjadi Rp 1 triliun, dan laba usaha melesat 70% menjadi Rp 106,39 miliar. Semua itu berkat naiknya harga dan volume produksi crude palm oil (CPO) serta palm kernel (PK), didorong pula oleh beroperasinya penuh pabrik PT Khatulistiwa Sinergi Omnidaya, anak usaha yang diakuisisi pada akhir 2023.
Tak heran, meskipun laba bersih hanya naik tipis 1,7% menjadi Rp 52,37 miliar, pemegang saham tetap menikmati hasilnya: dividen tunai yang setara 35% dari laba bersih.
BACA JUGA: Harga Referensi CPO Mei 2025 Melandai, Berikut Penetapan BK dan PE CPO nya
Memasuki kuartal pertama 2025, MKTR kembali menunjukkan tren positif. Pendapatan naik 8% menjadi Rp 267,6 miliar dan laba bersih tumbuh 32,28% secara tahunan menjadi Rp 6,2 miliar. Kontribusi terbesar masih datang dari penjualan CPO, namun di balik angka-angka itu, arah baru MKTR mulai tampak jelas.
Bukan hanya sawit yang mereka jual, tapi juga masa depan energi hijau Indonesia. (T2)