InfoSAWIT, JAKARTA – Di Indonesia, minyak goreng yang paling sering digunakan adalah Minyak Goreng Sawit (Refined Bleached Deodourised Olein/RDBO). Kondisi ini disebabkan karena Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit.
minyak sawit ini juga cukup ideal dari segi harga dan ketersediaan. Jika harus mengimpor jenis minyak nabati yang tidak bisa diproduksi di Indonesia, tentu membutuhkan biaya yang besar. Hal ini akan mempengaruhi daya jual sehingga hanya dapat dikonsumsi oleh golongan masyarakat tertentu. Apalagi, Minyak Goreng Sawit memiliki banyak keunggulan dibanding jenis-jenis minyak lain dan cocok dengan kebiasaan menggoreng masyarakat Indonesia.
Merujuk catatan Kementerian Perdagangan, kebutuhan minyak goreng sawit domestik untuk Usaha Mirko, Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 1,6 juta ton per tahun, lantas sekitar 2,12 juta ton untuk kebutuhan rumah tangga, dimana kebutuhan minyak goreng sawit secara nasional sebanyak 5 juta ton per tahun.
Masih merujuk catatan, Kementerian Perdagangan, konsumsi minyak goreng sawit di Indonesia sekitar 20 kg/kapita/tahun. Diperkirakan peningkatan konsumsi minyak makan di dunia pada 2020 akan mencapai 232,4 juta ton.
BACA JUGA : GAPKI: Konsumsi Minyak Sawit Indonesia Naik 6% Selama 2021
Tingginya konsumsi minyak goreng sawit di Indonesia juga telah menghasilkan minyak goreng sawit bekas (jelantah), merujuk catata Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia GIMNI) setiap tahun Indonesia bisa menghasilkan 3 juta ton per tahun.
Sayanganya minyak goreng sawit bekas atau jelantah itu berpotensi merusak kesehatan bila di
olah kembali dan dikonsumsi masyarakat, sementara yang di buang justru akan merusak lingkungan. Sebab itu di tahun ini InfoSAWIT menggalakan program Kampanye Minyak Goreng Sawit Untuk Keluarga.
Diungkapkan Pemimpin Umum InfoSAWIT, Ignatius Ery Kurniawan, kampanye ini mengajak kepada masyarakat untuk mengumpulkan minyak goreng sawit bekas dan ditukarkan dengan minyak goreng sawit yang baru. “Melalui kampanye ini masyarakat bisa menukarkan 4 liter minyak goreng sawit bekasnya dengan 2 liter minyak goreng sawit yang baru,” katanya, Rabu (19/1/2022).
Cara demikian untuk mengajak masyarakat untuk mengonsumsi minyak goreng sawit yang lebih sehat dan menghindari penggunaan minyak goreng bekas (jelantah). Apalagi pada saat ini harga minyak goreng sawit masih terbilang cukup tinggi, cara demikian bisa juga menjadi salah satu upaya menghemat pengeluaran masyarakat.
Lebih lanjut kata Ery dengan mengumpulkan minyak goreng sawit bekas, bakal ada 4 manfaat yang akan diterima masyarakat, pertama, masyarakat akan memperoleh minyak goreng sawit yang lebih hiegenis dengan menukarkan minyak goreng sawit bekasnya dengan minyak goreng sawit yang baru.
Lantas, kedua membantu melindungi lingkungan lantaran minyak jelantah yang sudah digunakan masyarakat tidak dibuang di saluran air dan atau sungai, yang pada akhirnya berpotensi mengganggu lingkungan.
Ketiga, berkontribusi pada upaya pemberantasan penggunaan minyak goreng sawit bekas yang di olah dan dipasrkan kembali. Cara ini juga untuk memutus penggunaan minyak jelantah secara berulang yang membahayakan kesehatan.
Keempat, mendukung industri biodiesel sawit, lantaran kata Ery, minyak goreng sawit bekas bisa menjadi salah satu bahan baku untuk membuat biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester). “Serta mendukung program pemerintah dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca,” katanya.
Bagi pembaca yang tertarik dengan kampanye Minyak Goreng Sawit Untuk Keluarga, bisa menghubungi InfoSAWIT di nomor: 081284832789. Mari bersama mendukung konsumsi minyak goreng sawit hiegenis dan berkontribusi pada perlindungan lingkungan.
Sebelumnya, media InfoSAWIT di 2021 lalu mendukung para generasi pesepak bola muda yang bertanding di Liga TopSkor U-12 Divisi Utama. dukungan ini harapannya selain guna mendorong hadirnya para pesepak bola muda profesional di Indonesia juga sebagai upaya dalam mengenalkan produk kelapa sawit kepada generasi muda, khususnya para peserta Liga TopSkor (LTS) U-12 Divisi Utama. Klik untuk baca: Media InfoSAWIT Mendukung Liga Sepak Bola TopSkor U-12. (T2)