InfoSAWIT, JAKARTA – Guna mendukung penerapan praktik budidaya kelapa sawit berkelanjutan hingga ke tingkat tapak, salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia yang terintegrasi, Musim Mas, telah mendirikan program keberlanjutan untuk pekebun sawit swadaya. Program ini bertujuan untuk melindungi lingkungan sekaligus sebagai upaya dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat khususnya Pekebun Swadaya.
Guna menjangkau lebih banyak pekebun swadaya di Indonesia, Musim Mas mengembangkan program pekebun swadaya melalui Program Training for Smallholders. Diungkapkan Direktur Sustainability Musim Mas, Olivier Tichit, pada dasarnya program ini untuk mendorong petani sawit swadaya untuk berkembang menjadi petani pengusaha yang lebih produktif.
Melalui pemberian pelatihan tentang praktik pertanian yang baik dan keterampilan yang mendukungnya adalah salah satu cara untuk memampukan petani meningkatkan jumlah dan kualitas hasil panen.
BACA JUGA: Pemprov Jambi Bersama Stakeholder Genjot Sertifikasi ISPO dan RSPO
Tutur Olivier dalam sambutannya, Musim Mas telah bekerjasama dengan ribuan petani sawit swadaya. Petani swadaya di sini adalah petani kelapa sawit yang tidak terikat oleh kontrak atau diwajibkan untuk menjual hasil produksi mereka ke pabrik tertentu, jadi mereka sepenuhnya independen.
“Kami mendukung para petani swadaya di berbagai wilayah untuk mengadopsi praktik budidaya kelapa sawit berkelanjutan dan kemudian mendapatkan sertifikasi dari standar Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan juga standar Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO),” katanya, dalam acara webinar yang dihadiri InfoSAWIT, Rabu (21/9/2022).
BACA JUGA: Sederet Negara di Uni Eropa Tolak Minyak Sawit Untuk Biodiesel
Lebih lanjut tutur Olivier, salah satu pencapaian nyata adalah bahwa petani swadaya yang tersertifikasi RSPO sebagai pekebun berkelanjutan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. “Hari ini, Anda akan mendengar bagaimana sertifikasi berkelanjutan membawa perubahan besar bagi keempat asosiasi ini, yang bersama-sama telah memperoleh Rp 11 miliar dari penjualan minyak sawit bersertifikat mereka ke pembeli internasional melalui platform PalmTrace RSPO,” tandas Olivier. (T2)