InfoSAWIT, JAKARTA – Harga minyak sawit di Bursa Berjangka Malaysia tecatat positif dan bersiap mencapai kenaikan harga mingguan, kendati harga CPO nampak melorot akibat adanya aksi ambil untung (profit taking) menjelang liburan Tahun Baru Imlek.
Dilansir Reuters, kontrak acuan minyak sawit dengan kode FCPOc3 untuk pengiriman April 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 19 per ton, atau terdepat penurunan sekitar 0,49%, menjadi RM 3.870 (US$ 902,10) per ton pada awal perdagangan. Kontrak telah naik sekitar 0,9% selama periode seminggu ini.
Dari jejak pendapat yang dilakukan Reuters, harga minyak sawit Malaysia akan turun pada tahun 2023 menjadi rata-rata RM 3.800 per ton, turun 23% dari tahun lalu di tengah pemulihan produksi yang ringan, tetapi kemungkinan akan tetap di atas tingkat harga pada pra-pandemi, lantaran adanya kebijakan Indonesia membatasi pasokan global, jajak.
BACA JUGA: Bermodal Minyak Sawit, Luhut Bakal Pastikan Stop Impor BBM di 2045
Sementara merujuk laporan Surveyor Kargo, ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-15 Januari turun antara 28% dan 37% dari periode yang sama di bulan Desember 2022 karena pengiriman ke pasar utama India dan China anjlok.
Masih dilansir Reuters, kontrak minyak kedelai teraktif Dalian dengan kode DBYcv1 naik 0,62%, sedangkan kontrak minyak sawit dengan kodek DCPcv1 naik 0,43%. Sementara harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOc2 naik 0,41%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
BACA JUGA: Plt. Kepala Bappebti: Pembentukan Harga Acuan Komoditas Sesuai Mandat UU 32/1997
Sekadar informasi, pasar keuangan Malaysia akan ditutup pada 23 dan 24 Januari untuk liburan Tahun Baru Imlek. Perdagangan akan dilanjutkan pada Rabu, 25 Januari 2023. (T2)
