InfoSAWIT, JAKARTA – Diungkapkan Acep Soemantri, Konsul Jenderal RI Frankfurt, dirinya memahami kompleksitas pengelolaan tata kelola perkebunan kelapa sawit, bukan hanya terkait tantangan yang harus dihadapi terkait pandangan miring dari masyarakat dunia dan negara-negara Uni Eropa, tetapi juga tantangan yang ada di dalam negeri.
“Sejatinya kita telah mendengar berbagai kemajuan dan nilai-nilai positif yang dimiliki komoditas kelapa sawit di dalam negeri, informasi tersebut sedianya bisa menjadi dasar tindakan dalam menjawab seluruh tantangan tersebut,” katanya dalam webinar yang dihadiri InfoSAWIT.
Lebih lanjut kata Acep, semoga dengan beragam kegiatan diskusi, bisa menjadi refernsi melalui pendekatan multi aktor untuk kepentingan industri kelapa sawit yang sustainable dan memahami pentingnya konsistensi serta sinergisitas kebijakan antara pemerintah, pengusaha dan masyarakat sipil dalam memajukan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nasional.
BACA JUGA: Besi Tua dan Kebun Sawit, Jadi Barang Lelang Primadona Lantaran Banyak Peminat
Sementara, dalam hasil riset yang telah dilakukan Universitas Jambi, Universitas IPB, Universitas Tadulako dan University of Goettingen, industri kelapa sawit mampu memenuhi 7 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan berkontribusi penting dalam 3 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia.
“Itu nampak dari upaya pengembangan perkebunan kelapa sawit di lahan bekas, dan kegiatan budidaya yang bisa menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), tentu saja dengan beragam teknologi yang sudah dikembangkan,” tandas dia. (T2)