InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives diperkirakan akan mengalami perdagangan yang hati-hati selama seminggu ini, lantaran pelaku pasar sedang menimbang keputusan suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat pada Rabu (19/7/2023) lalu, menurut seorang analis.
Diungkapkan Analis senior Fastmarkets, Sathia Varqa, munculnya potensi keputusan untuk menaikkan suku bunga akan berimplikasi pada mata uang negara berkembang termasuk ringgit.
Sementara produksi akan terus meningkat dibandingkan pada bulan sebelumnya menyusul iklim cuaca yang mendukung, dilain pihak di negara pengimpor stok CPO masih lumayan lebih tinggi, kondisi ini pada akhirnya mendorong kegiatan ekspor menjadi lebih lambat.
BACA JUGA: Prospek Sawit Masih Bagus, Utamanya Untuk Hilirisasi
Sehingga seperti dilansir InfoSAWIT dari The Star, para analis memperkirakan harga minyak sawit mentah (CPO) tidak akan tetap di angka RM 4000/ton, lantaran fundamental yang masih lemah.
Para pelaku pasar juga masih akan memantau perkembangan kesepakatan perdagangan minyak nabati lainnya di Laut Hitam minggu ini. Harga patokan kontrak CPO di Bursa Malaysia tercatat untuk kontrak harga mingguan pada Agustus 2023 melonjak RM 149 menjadi RM 3.993 per ton dan harga kontrak September 2023 meningkat RM 136 menjadi RM 4 .017 per ton. (T2)