InfoSAWIT, JAKARTA – Pada ajang Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX) di Grand Ballroom JIEXPO Convention Centre and Theatre, Jakarta, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan komitmennya dalam membangun daerah yang cerdas, hijau, dan berkelanjutan untuk masa depan Indonesia Kawasan Timur (IKN). Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltim, Sri Wahyuni, menjadi keynote speaker dan membawakan topik “Empowering East Kalimantan: Building a Smart, Green, and Sustainable East Kalimantan Province for IKN’s Future”.
Dalam diskusi tersebut, Sekda Sri Wahyuni menyoroti pentingnya lingkungan dan pemanfaatan teknologi informasi serta transformasi digital. Ia menjelaskan bahwa Provinsi Kaltim telah menggunakan teknologi informasi untuk menyusun peta indikatif.
“Smart empowerment-nya, kita benar-benar memproteksi lingkungan. Bentuk proteksi digitalnya kita menggunakan peta indikatif. Peta indikatif itu kita pakai drone, kemudian dari drone kita potret peta buminya,” ungkap Sekda Sri Wahyuni dkutip InfoSAWIT dari Laman resmi Pemprov Kaltim, Minggu (30/7/2023).
BACA JUGA: Sertifikasi ISPO Sektor Hilir Sawit Akan Berdasarkan 5 Azas
Dengan teknologi ini, potret dari drone memperlihatkan dengan jelas lahan-lahan yang memiliki nilai konservasi tinggi atau menyimpan high carbon value. Lokasi-lokasi lahan bernilai konservasi tinggi tersebut menjadi sangat terlihat dengan adanya teknologi digital ini.
Digitalisasi ini sangat membantu dalam memetakan kawasan-kawasan perkebunan sawit yang harus tetap dilindungi dan tidak boleh ditanami. Seluruh pemilik perkebunan telah berkomitmen untuk tidak mengubah lahan-lahan yang tercatat dan terdata memiliki nilai konservasi tinggi.
“Sudah dipetakan semuanya. Di Kaltim terdapat 602.000 hektar lahan dengan nilai konservasi tinggi. Lahan-lahan tersebut tidak akan ditanami sawit karena memiliki nilai karbon yang tinggi. Ini juga telah menjadi komitmen dari para perusahaan,” tegas Sekda Sri Wahyuni.
BACA JUGA: Pengembangan Industri Kelapa Sawit Dipagari Regulasi Lingkungan
Peta indikatif ini akan terus dipantau dengan sistem digitalisasi. Informasi tentang lokasi lahan, luas, dan koordinat peta semuanya terdata dalam peta indikatif menggunakan teknologi informasi dan digitalisasi.