Ekonomi Mandiri Permudah Akses Keuangan Untuk Sawit Berkelanjutan dan Dongkrak Pendapatan

oleh -969 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
infosawit
Dok. SPKS untuk InfoSAWIT/Aplikasi Ekonomi Mandiri untuk petani sawit swadaya berdikari.

InfoSAWIT, JAKARTA – Alternatif membangun ekonomi mandiri bagi petani kelapa sawit swadaya, faktanya mampu memberikan dampak positif. Beragam program pelatihan pun berjalan. Menyusul adanya peningkatan produktivitas dan melonjaknya ekonomi petani disamping untuk memenuhi kebutuhan petani lainnya.

Setelah mememilih untuk menerapkan ekonomi mandiri dengan membentuk koperasi simpan pinjam, telah mendukung beberapa program pelatihan yang dilakukan KSP Karya Mandiri. Kini program tersebut telah dirasakan manfaatnya oleh beberapa anggota.


Bagi KSP, Pencairan dana bagi anggota dalam bentuk pinjaman tidak bisa dikerjakan hanya menunggu pengembalian dana melainkan adanya pembinaan bagi petani agar mereka mampu mengelola dana tersebut secara baik. Beberapa manfaat dari program ini antara lain diantaranya,

BACA JUGA: Ekonomi Mandiri, Alternatif Pendapatan Untuk Petani Sawit Swadaya Berdikari

Pelatihan Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Usaha Inovasi Petani

KSP Karya Mandiri memiliki peran penting dalam rangka meningkatkan kapasitas anggota untuk membangun ekonomi mandiri. Antara lain melalui pelatihan-pelatihan kewirausahaan, budidaya tanaman pangan, ternak, pembuatan pupuk kompos, kripik, serta budidaya ikan. Petani yang mengikuti pelatihan tidak langsung dibiarkan begitu saja namun akan terus didampingi oleh pengurus KSP Karya Mandiri agar ilmu yang didapatkan bisa dipraktekan secara tepat. Berhubung mayoritas anggota KSP adalah petani, maka di sektor perkebunan juga diadakan pelatihan Good Agricultural Practises demi meningkatkan produktivitas petani, dan pelatihan tersebut berhasil meningkatkan produktivitas petani dari yang dulunya hanya 14 ton per ha menjadi 17 ton per ha setiap tahun. Selain itu terjadi kenaikan pendapatan melalui penjualan hasil TBS (Tandan Buah Segar). Pelatihan ini juga didukung oleh program unggulan lain seperti pengadaan pupuk dan herbisida dari KSP Karya Mandiri.

Pendidikan Anak

Dahulu ada banyak anak-anak petani yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akibat keterbatasan ekonomi. Kalau pun ada itu hanya sebagian petani yang mampu menyekolahkan anak mereka sebab memiliki kebun yang luasnya lebih dari 9 ha. Biaya pendidikan semakin mahal karena negara tampak lepas tangan menjadi faktor utama anak-anak petani putus sekolah. Meskipun ada rentenir tetapi petani enggan meminjam uang kepada mereka lantaran bunganya yang begitu besar dikisaran 10-15%.

Sejak hadirnya KSP Karya Mandiri di desa Tanjung Benanak, para petani yang sebelum itu tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka sekarang sudah bisa sedikit bernafas lega. Karena ada kemudahan yang diberikan oleh KSP sehingga petani bisa meminjam uang demi kebutuhan pendidikan. Berdasarkan informasi terakhir jumlah anak yang bersekolah meningkat menjadi 20%. Di samping itu, petani juga perlahan-lahan mulai memutus ketergantungan terhadap rentenir.

BACA JUGA: China dan Pakistan Tingkatkan Permintaan Minyak Sawit

Ketahanan Pangan Petani Melalui Alihfungsi Sawit

Pada tahun 1980-an pemerintah menjalankan program transmigrasi ke berbagai wilayah, termasuk di desa Tanjung Benanak. Setiap kepala keluarga mendapatkan jatah lahan perumahan sebesar 0,25 dan lahan pekarangan sebesar 0,75. Namun seiring berjalannya waktu dengan berbagai macam kebutuhan sehingga lahan pekarangan pada tahun 90-an kemudian dialihfungsikan oleh petani menjadi lahan sawit atau yang biasa disebut oleh para petani “sawit pekarangan”.

Tingginya kebutuhan bahan pokok di tambah dengan harga sawit yang tidak pasti menyebabkan banyak petani mengembalikan fungsi lahan yang awalnya adalah perkebunan kelapa sawit menjadi lahan pangan. Hal tersebut semata-mata demi keberlangsungan hidup sekaligus menjaga persedian stok pangan untuk kebutuhan desa, meskipun ada pasar desa yang memasok barang dari luar desa. Sekarang kurang lebih sudah 25 petani kelapa sawit yang berada di 3 desa mengalihfungsikan perkebunannya menjadi komoditas pangan.

BACA JUGA: Permintan Minyak Sawit di India Meningkat, Lantaran  Harga lebih Murah

Tidak dapat dipungkiri kalau pada awal-awal banyak petani yang merasa keberatan karena bagi mereka sawit adalah sumber kehidupan ekonomi selama ini. Tetapi seiring berjalannya waktu mereka memiliki kesadaran sendiri. Di desa Tanjung Benanak dan Tanjung Makmur sebanyak 10 petani mengkoversi lahan sawit menjadi kebun jeruk. Sementara di desa Lampisi dan desa Cinta Damai terdapat 8 ha yang dirubah menjadi kebun jeruk, durian, kurma, alpukat, mangga, jambu air dan sayur-sayuran.  (T2)

Sumber: Majalah InfoSAWIT Edisi April 2022

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari infosawit.com. Mari bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Bila Anda memiliki informasi tentang industri sawit, Silakan WhatsApp ke Redaksi InfoSAWIT atau email ke sawit.magazine@gmail.com (mohon dilampirkan data diri)

Tinggalkan Balasan