InfoSAWIT, SINGAPURA – Harga kontrak minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Berjangka Malaysia turun pada Selasa (22/8/2023), menyusul adanya penurunan harga minyak nabati lainnya di Bursa Dalian, kendati ekspor menguat mampu membatasi kerugian.
Dilansir Reuters, patokan harga kontrak minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman November 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 60, atau terdapat penurunan sekitar 1,52%, menjadi RM 3.876 (US$ 833,91) per metrik ton pada awal perdagangan, yang akhirnya memangkas keuntungan dari sesi sebelumnya.
Merujuk catatan surveyor kargo Intertek Testing Services dan Amspec Agri, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 Agustus naik antara 9,8% dan 17,4% dari periode yang sama bulan lalu.
Masih dilansir Reuters, harga kontrak minyak kedelai pada Bursa Dalian berkode DBYcv1 turun 0,4%, sementara kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 anjlok 0,9%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 naik tipis 0,1%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, lantaran mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Mata uang Ringgit Malaysia (MYR), merupakan mata uang perdagangan sawit, telah melayang mendekati level terendah lebih dari satu bulan sejak Kamis (17/8/2023) lalu. Ringgit yang lebih lemah membuat minyak sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.
BACA JUGA: Menghitung Angka Kerapatan Panen
Catat Teknis Reuters, Wang Tao, harga minyak kelapa sawit dapat berada pada posisi di RM 3.861 per metrik ton, sementara angka bawahnya bisa menuju RM 3.778 per metrik ton. (T2)